Jam sekolah pun habis. Seperti biasa, Seung Mi
memberikan hadiah kecilnya untuk Nita. Dia menyiram seember air saat Nita
sedang di kamar mandi. Terpaksa dia pulang dengan baju yang basah dan
menggigil. Saat Nita telah mencapai luar gerbang, ShinU memanggil dari
kejauhan. Namun, Nita tak menghiraukannya hingga ShinU memegang pundaknya.
Akhirnya ShinU tahu kalau Nita sedang kebasahan. Dan sangat terlihat kalau dia
sedang menggigil kedinginan.
“Lepaskan jasmu” Nita tak menghiraukannya dan
terus berjalan.
“Aku bilang lepaskan jasmu” ShinU langsung
melepas tas punggung Nita dan membuka jas basahnya dan menggantinya dengan jas
yang sedang dikenakannya.
“Apa ini ulah Seung Mi lagi?” Nita hanya
menggeleng. Wajahnya mulai pucat.
“Biarku antar pulang”
“Tidak usah. Aku bisa pulang sendiri” ShinU
menyentuh keningnya dan merasakan suhunya lebih panas dari suhu normal.
“Kau demam. Sebaiknya aku antar”
“Sunbae, kenapa kau begitu baik? Kita bahkan
baru kenal. Sudahlah, kau pulang saja. Teman-temanmu pasti menunggumu di
rumah.” ShinU terus berjalan mengikuti Nita yang masih menggigil.
***
Nita membuka pintu kamarnya. ShinU hanya
celingak celinguk melihat keadaan rumahnya yang begitu sederhana.
“Maaf, rumahku jelek. Tapi, mampirlah
sebentar.”
“Sudahlah, sebaiknya kau ganti baju sekarang.”
Setelah yakin Nita pergi mengganti bajunya, ShinU
langsung menuju dapur dan mencari-cari sesuatu yang bisa di masak. Masih ada
sisa nasi tadi pagi di rice cooker.
“Sepertinya masih bisa dibuat menjadi bubur”
Tak berapa lama kemudian, Nita telah mengganti
bajunya namun seperti telah siap untuk keluar lagi. ShinU yang sedang memasak
bubur sedikit terkejut.
“Apa kau akan pergi?”
“Sekarang giliranku mengantarmu pulang.
Setelah itu aku harus berangkat kerja. Ayo.”
“Apa? Kerja? Tapi, aku sedang membuatkanmu
bubur.”
Nita berjalan hendak mematikan kompor namun
dihalangi oleh ShinU.
“Kau harus istirahat. Izinlah kepada atasanmu.”
Ucap ShinU sedikit tegas.
“Sunbae”
“Ayolah. Aku telah membuatkanmu bubur. Apa kau
akan menyia-nyiakan ini? Aku jarang sekali memasak untuk wanita. Jadi jangan
sia-siakan aku. Ok?” Nita hanya diam saja tanda setuju. ShinU menuangkan bubur
yang dibuatnya lalu diberikan pada Nita.
“Duduklah dan makan ini.”
“Gomawo, sunbae”
“Aigoo, berhentilah memanggilku sunbae.”
“oppa? ShinU oppa?” ShinU mengangguk dan
tersenyum kemudian mempersilakan Nita memakan bubur yang baru saja dibuatnya.
“Ngomong-ngomong, sejak kapan kau pindah ke
Seoul?”
“2 bulan yang lalu”
“2 bulan? Tapi, kenapa kau baru mulai sekolah 6
minggu yang lalu?”
“Bagaimana kau bisa tahu?” Tanya Nita
penasaran,”Seingatku, aku belum memberi tahumu tentang hal itu.”
“Ah.. Aku mendengarnya saat Seung Mi dan kau
bertengkar”
“Aku tidak bertengkar dengannya”
Belum habis bubur yang dimakannya,
diletakannya mangkuk itu. “Aku harus kerja. Ini sudah terlambat.”
ShinU langsung menyentuh kening Nita yang
masih demam. ShinU langsung membuka sweater yang dikenakannya mengisyaratkan
kalau Nita benar-benar harus istirahat. Dia membantu Nita berbaring di atas
tempat tidurnya dan menyelimutinya. Setelah itu, dia merogoh saku celananya
untuk mengambil handphonenya dan mengirim pesan pada leader Jinyoung, Aku
tidak tidur di rumah malam ini. Ada urusan mendesak. Jangan bilang pada manager
kita, algetji?
“ShinU oppa, pulanglah. Aku akan istirahat.”
“Kau pasti akan pergi bekerja jika ku tinggal.
Tidurlah sekarang.”
“Kalau begitu, apa kau akan menginap disini?”
ShinU mengangguk dan tersenyum. Nita bangkit dari ranjangnya dan mengambil satu
kasur lagi di dalam lemari dan menggelarnya untuk ShinU.
“Mianhae, aku tidak punya baju sebesar
badanmu.”
“ah, gwaenchanayo.” ShinU langsung berbaring.
Nita pun kembali ke kasurnya.
“Oppa, gomawo. Akhirnya aku bisa merasakan
seseorang yang peduli padaku lagi. Gomawoyo, oppa.” Nita membalikkan badannya
sambil tersenyum melihat ShinU yang ternyata sudah tidur pulas. Kenapa dia
tidur cepat sekali? Nita menarik selimutnya lagi dan tidur.
***
Jam menunjukkan pukul 11 pagi dan Nita baru
saja terbangun dari tidurnya. Saat dia melihat jam di handphone-nya dia
tersadar kalau dia sudah terlambat. Dia buru-buru bangun dan ternyata di meja
makannya telah penuh dengan makanan. Nita berjalan menuju meja makan kecilnya
dan melihat ada lipatan kertas di bawah mangkuk nasinya.
Nita, terima kasih atas
tumpangannya. Maaf tidak membangunkanmu. Maaf telah mematikan jam wakermu. Aku
sengaja melakukan ini karena kau masih terlihat pucat dan sedikit demam. Ku
telah membuatkan makanan untukmu. Ini hanya sebagai tanda terima kasih.
Makanlah yang banyak dan cepat sembuh. Aku telah memberi tahu Gongchan supaya
kau diizinkan. Ah matda, SMS aku jika kau sudah bangun. Lihat nomerku di balik
kertas ini. ShinU.
Nita bergegas mengambil handphone-nya dan
menjawab pesan yang diberikan ShinU. Aku sudah bangun. Gomawo, ShinU oppa.
Qonita.
Setelah pesannya terkirim, Nita langsung
melahap makanan yang ada di meja.
“Ah, kenapa ini sangat enak? Apa dia itu
chef?”
***
“Chan-a” teriak ShinU dari jendela kelas
Gongchan. Gongchan pun langsung menghampirinya.
“Ah, hyung. Dari mana saja kau semalaman?”
“Bukankah sudah kubilang? Aku pergi ada
urusan.”
“Urusan apa hingga menghabiskan waktu
semalaman?” Gongchan berpikir sejenak,”Aah, hyung.. apa kau..”
“Apa? Aku hanya berbuat baik semalam. Tapi,
aku datang kesini untuk memberi tahumu kalau Nita mungkin tidak masuk hari
ini.”
“Hyung, apa kau semalaman bersamanya???” Tanya
gongchn dengan nada meninggi.
“A-ani. Maksudku, ya.” ShinU tersenyum sambil
menggaruk kepalanya yang tidak gatal.”Kemarin saat pulang sekolah aku
melihatnya basah kuyup dan demam. Jadi kuantar dia pulang. Apa kau tak tahu
teman sekelasmu dijahili lagi oleh Seung Mi?”
“Mollayo” jawab Gongchan singkat. Gongchan
melihat ke arah Seung Mi, menatapnya dari luar kelas melalui jendela.
***
Nita sedang asyik memakan ramen rasa jamur
favoritnya. Beberapa saat kemudian, Nita mendengar seseorang mengetuk pintu
kamarnya. Nita berjalan ke belakang pintu dan mengintip dari lubang untuk
mengetahui siapa yang datang. Dia segera membuka pintunya dan menarik ShinU
masuk bergegas menutup pintu.
“Sun.. ShinU oppa, apa yang membuatmu kesini
lagi?”
“Apa aku mengganggumu? Mianhae.” Raut wajah
ShinU sedikit kecewa.