Rabu, 05 Februari 2014

Forever Love (part 4)



Jam sekolah pun habis. Seperti biasa, Seung Mi memberikan hadiah kecilnya untuk Nita. Dia menyiram seember air saat Nita sedang di kamar mandi. Terpaksa dia pulang dengan baju yang basah dan menggigil. Saat Nita telah mencapai luar gerbang, ShinU memanggil dari kejauhan. Namun, Nita tak menghiraukannya hingga ShinU memegang pundaknya. Akhirnya ShinU tahu kalau Nita sedang kebasahan. Dan sangat terlihat kalau dia sedang menggigil kedinginan.
“Lepaskan jasmu” Nita tak menghiraukannya dan terus berjalan.
“Aku bilang lepaskan jasmu” ShinU langsung melepas tas punggung Nita dan membuka jas basahnya dan menggantinya dengan jas yang sedang dikenakannya.
“Apa ini ulah Seung Mi lagi?” Nita hanya menggeleng. Wajahnya mulai pucat.
“Biarku antar pulang”
“Tidak usah. Aku bisa pulang sendiri” ShinU menyentuh keningnya dan merasakan suhunya lebih panas dari suhu normal.
“Kau demam. Sebaiknya aku antar”
“Sunbae, kenapa kau begitu baik? Kita bahkan baru kenal. Sudahlah, kau pulang saja. Teman-temanmu pasti menunggumu di rumah.” ShinU terus berjalan mengikuti Nita yang masih menggigil.
***
Nita membuka pintu kamarnya. ShinU hanya celingak celinguk melihat keadaan rumahnya yang begitu sederhana.
“Maaf, rumahku jelek. Tapi, mampirlah sebentar.”
“Sudahlah, sebaiknya kau ganti baju sekarang.”
Setelah yakin Nita pergi mengganti bajunya, ShinU langsung menuju dapur dan mencari-cari sesuatu yang bisa di masak. Masih ada sisa nasi tadi pagi di rice cooker.
“Sepertinya masih bisa dibuat menjadi bubur”
Tak berapa lama kemudian, Nita telah mengganti bajunya namun seperti telah siap untuk keluar lagi. ShinU yang sedang memasak bubur sedikit terkejut.
“Apa kau akan pergi?”
“Sekarang giliranku mengantarmu pulang. Setelah itu aku harus berangkat kerja. Ayo.”
“Apa? Kerja? Tapi, aku sedang membuatkanmu bubur.”
Nita berjalan hendak mematikan kompor namun dihalangi oleh ShinU.
“Kau harus istirahat. Izinlah kepada atasanmu.” Ucap ShinU sedikit tegas.
“Sunbae”
“Ayolah. Aku telah membuatkanmu bubur. Apa kau akan menyia-nyiakan ini? Aku jarang sekali memasak untuk wanita. Jadi jangan sia-siakan aku. Ok?” Nita hanya diam saja tanda setuju. ShinU menuangkan bubur yang dibuatnya lalu diberikan pada Nita.
“Duduklah dan makan ini.”
“Gomawo, sunbae”
“Aigoo, berhentilah memanggilku sunbae.”
“oppa? ShinU oppa?” ShinU mengangguk dan tersenyum kemudian mempersilakan Nita memakan bubur yang baru saja dibuatnya.
“Ngomong-ngomong, sejak kapan kau pindah ke Seoul?”
“2 bulan yang lalu”
“2 bulan? Tapi, kenapa kau baru mulai sekolah 6 minggu yang lalu?”
“Bagaimana kau bisa tahu?” Tanya Nita penasaran,”Seingatku, aku belum memberi tahumu tentang hal itu.”
“Ah.. Aku mendengarnya saat Seung Mi dan kau bertengkar”
“Aku tidak bertengkar dengannya”
Belum habis bubur yang dimakannya, diletakannya mangkuk itu. “Aku harus kerja. Ini sudah terlambat.”
ShinU langsung menyentuh kening Nita yang masih demam. ShinU langsung membuka sweater yang dikenakannya mengisyaratkan kalau Nita benar-benar harus istirahat. Dia membantu Nita berbaring di atas tempat tidurnya dan menyelimutinya. Setelah itu, dia merogoh saku celananya untuk mengambil handphonenya dan mengirim pesan pada leader Jinyoung, Aku tidak tidur di rumah malam ini. Ada urusan mendesak. Jangan bilang pada manager kita, algetji?
“ShinU oppa, pulanglah. Aku akan istirahat.”
“Kau pasti akan pergi bekerja jika ku tinggal. Tidurlah sekarang.”
“Kalau begitu, apa kau akan menginap disini?” ShinU mengangguk dan tersenyum. Nita bangkit dari ranjangnya dan mengambil satu kasur lagi di dalam lemari dan menggelarnya untuk ShinU.
“Mianhae, aku tidak punya baju sebesar badanmu.”
“ah, gwaenchanayo.” ShinU langsung berbaring. Nita pun kembali ke kasurnya.
“Oppa, gomawo. Akhirnya aku bisa merasakan seseorang yang peduli padaku lagi. Gomawoyo, oppa.” Nita membalikkan badannya sambil tersenyum melihat ShinU yang ternyata sudah tidur pulas. Kenapa dia tidur cepat sekali? Nita menarik selimutnya lagi dan tidur.
***
Jam menunjukkan pukul 11 pagi dan Nita baru saja terbangun dari tidurnya. Saat dia melihat jam di handphone-nya dia tersadar kalau dia sudah terlambat. Dia buru-buru bangun dan ternyata di meja makannya telah penuh dengan makanan. Nita berjalan menuju meja makan kecilnya dan melihat ada lipatan kertas di bawah mangkuk nasinya.
Nita, terima kasih atas tumpangannya. Maaf tidak membangunkanmu. Maaf telah mematikan jam wakermu. Aku sengaja melakukan ini karena kau masih terlihat pucat dan sedikit demam. Ku telah membuatkan makanan untukmu. Ini hanya sebagai tanda terima kasih. Makanlah yang banyak dan cepat sembuh. Aku telah memberi tahu Gongchan supaya kau diizinkan. Ah matda, SMS aku jika kau sudah bangun. Lihat nomerku di balik kertas ini. ShinU.
Nita bergegas mengambil handphone-nya dan menjawab pesan yang diberikan ShinU. Aku sudah bangun. Gomawo, ShinU oppa. Qonita.
Setelah pesannya terkirim, Nita langsung melahap makanan yang ada di meja.
“Ah, kenapa ini sangat enak? Apa dia itu chef?”
***
“Chan-a” teriak ShinU dari jendela kelas Gongchan. Gongchan pun langsung menghampirinya.
“Ah, hyung. Dari mana saja kau semalaman?”
“Bukankah sudah kubilang? Aku pergi ada urusan.”
“Urusan apa hingga menghabiskan waktu semalaman?” Gongchan berpikir sejenak,”Aah, hyung.. apa kau..”
“Apa? Aku hanya berbuat baik semalam. Tapi, aku datang kesini untuk memberi tahumu kalau Nita mungkin tidak masuk hari ini.”
“Hyung, apa kau semalaman bersamanya???” Tanya gongchn dengan nada meninggi.
“A-ani. Maksudku, ya.” ShinU tersenyum sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.”Kemarin saat pulang sekolah aku melihatnya basah kuyup dan demam. Jadi kuantar dia pulang. Apa kau tak tahu teman sekelasmu dijahili lagi oleh Seung Mi?”
“Mollayo” jawab Gongchan singkat. Gongchan melihat ke arah Seung Mi, menatapnya dari luar kelas melalui jendela.
***
Nita sedang asyik memakan ramen rasa jamur favoritnya. Beberapa saat kemudian, Nita mendengar seseorang mengetuk pintu kamarnya. Nita berjalan ke belakang pintu dan mengintip dari lubang untuk mengetahui siapa yang datang. Dia segera membuka pintunya dan menarik ShinU masuk bergegas menutup pintu.
“Sun.. ShinU oppa, apa yang membuatmu kesini lagi?”
“Apa aku mengganggumu? Mianhae.” Raut wajah ShinU sedikit kecewa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar