Genre : T
Cast :
*Gongchan
*Tiara
*Jinyoung
*Jung Eunji
Other cast:
*B1A4
*Apink
disclaimer : B1A4 hanya milik diri mereka sendiri dan agensinya dan juga Tuhan YME. cerita terinspirasi dari berbagai macam drakor yang ada. tapi ini asli buatan saya >ㅂ<
Januari 2013
“mwo??
Waeyo???” seru Bomi disusul keributan dari member Apink lainnya setelah
mendengar pernyataan dari Yookyung.
“mianhae,
yaedeura~ ini salahku. Sebagai hukumannya, aku akan keluar dari Apink.”jelas
Yookyung dengan memasang wajah sedihnya.
“hajiman,
wae???” Tanya Naeun berusaha mendesak Yookyung agar menjawab pertanyaan mereka.
Namun, yang ditanya hanya diam saja. Tertunduk sedih dan penuh penyesalan.
Member Apink lain menatap Yookyung dengan cemas dan sedih. Mereka semua mulai
menitikkan air mata. Kecuali Eunji. Ia hanya duduk di meja dekat gerombolan
orang-orang menyedihkan itu sambil menatapnya sinis dengan tangannya yang
dilipat di dada.
2
jam yang lalu..
Yookyung
tertunduk di dalam ruang presiden A Cube. Di depannya berdiri sang presiden dan
juga dirinya yang dikelilingi beberapa staff dan managernya. Eunji yang
kebetulan sedang lewat, tertarik untuk mendengar apa yang sedang mereka
bicarakan.
“Kami
bisa membantumu menutupi kasus ini dengan syarat.” Ucap sajangnim dengan nada
seperti orang yang sedang frustasi. “pergilah ke Amerika menyusul orang tuamu.
Dan kami akan menyembunyikan kasus AIDSmu itu.” Lanjutnya.
Eunji
menutup mulutnya yang menganga dengan kedua tangannya. Ia terlalu terkejut mendengar
hal yang baru saja ia dengar. “maldo andwae.” Bisiknya dari balik pintu.
“ya,
biarkan saja dia pergi.” Seru Eunji yang mulai angkat bicara. “yang salah
memang harus dihukum bukan?” lanjutnya enteng dengan dialek Busannya. Secepat
kilat Chorong menoleh dengan dead glare-nya.
“Eunji-ya,
kenapa kau bicara seperti itu?! Salah satu keluarga kita akan pergi, bukankah
kau seharusnya bersimpati?” bentak Chorong.
“eonni,
apa kau tahu sesuatu?” sahut Namjoo.
“a..
a.. aniyo.. geunyang.. itu kan keputusan dari atasan kita. Pasti ada sesuatu
yang memang hanya bisa diselesaikan dengan cara ini.” Jawab Eunji agak gugup.
Ia meniup poninya tanda sedikit lega setelah perhatian mereka terpusat pada
Yookyung lagi.
“geurom,
ayo kita coba temui sajangnim supaya Yookyung-eonni tidak harus meninggalkan
Apink. Eottae??” usul maknae Hayoung.
“yaedeura~
dwaesseo. Ini tidak akan berhasil.” Cegah Yookyung. “percayalah. Ini memang
salahku. Mianhae. Jeongmal mianhae.” Lanjutnya sambil menerobos kerumunan untuk
meninggalkannya. Tapi, tiba-tiba manager mereka telah berdiri di depan
Yookyung. Buru-buru ia menghapus air matanya.
“museun
iriya?” tanyanya heran melihat anak-anaknya menangis. Mereka hanya terdiam.
Dalam beberapa saat, manager Kim menyadari dengan apa yang sedang terjadi. “ah~
geurohkuna~ jadi kalian sudah tahu kalau Yookyung harus keluar. Majayo, dia
memang harus keluar. Dan akan segera diganti dengan member yang lain yang lebih
kompeten.”
“waeyo,
eonni?? Apa yang telah dia lakukan hingga harus meninggalkan Apink??” desak Chorong.
“aku
tidak bisa beri tahu kalian. Bimirida. Ini sudah perjanjian.” Jawab Kim manager
enteng.
“apa
benar Yookyung harus diganti?” Tanya Eunji.
“ne.
maja. Kami akan adakan audisi tertutup. Jika kau punya usul, ajaklah ia untuk
ikut audisi.”
Mendengar
jawaban dari managernya, ia teringat akan seseorang.
***
Oktober
2010..
School
of Performing Arts High School adalah sekolah swasta favorit. Tempat dimana
para idol-idol bersekolah. Singkatnya disebut SOPA. Biaya bulanannya pun mahal.
Lebih mahal dari sekolah swasta lainnya. Eunji adalah salah satu bakal idol
walaupun masih belum ada yang menggaetnya untuk dijadikan trainee. Teman
sekelasnya, Gong Chan Sik, namja cerdas di kelasnya yang selalu mendapat nilai
matematika tertinggi seangkatan. Bagi siswa lain, mereka berpikir matematika
itu tidak terlalu berguna bagi para idol. Namun, bagi Chansik, matematika
adalah pelajaran favoritnya. Maka dari itu, ia begitu ambisius untuk selalu
mendapatkan nilai matematika tertinggi seangkatan. Bukan hanya sekelas.
Semenjak
kedatangan anak baru di kelas sebelah tepatnya saat semester genap dimulai,
peringkat nilai matematikanya mulai menurun. Siswa baru itu seorang yeoja
pendiam yang masuk karena beasiswa dari agensinya. Ya, dia adalah seorang artis
yang selalu jadi figuran. Namun, talenta yang dimilikinya sangat baik. Hanya
saja, wajahnya yang kurang menarik membuat kebanyakan agensi tidak tertarik
padanya. Namanya adalah Tiara.
“Aigoo!
Ya! Makananku tumpah!” seru seorang yeoja yang berhasil dijahili seorang namja lainnya.
Namja itu hanya tertawa merasa menang karena yeoja itu marah-marah.
“hahaha.
Kau hanya perlu memanggil tukang sapu kita.” Seru namja itu sambil melirik Ara
yang sedang menyapu kelas karena begitu banyak sampah saat jam istirahat.
“Ara-ya, kemarilah.” Yang dipanggil langsung menghampiri dengan kepala
tertunduk sehingga rambutnya menutupi sebagaian wajahnya. “kudengar ayahmu itu
seorang tukang parkir dan bersih-bersih. Bakat ayahmu itu pasti menurun padamu
kan? Jadi, cepat bersihkan sampah ini ya.” Lanjutnya enteng. Tiara menatapnya
dengan penuh emosi dan mempererat genggamannya pada sapu di tangan kanannya.
Perlahan ia mengangkat sapunya ke atas.
“sekali
lagi kau menghina ayahku, habislah kau.” Ucap Tiara dengan tegas.
“ah~museowo~
“ sahut namja itu dengan nada mengejek.
“geurigo,
uri appaneun, bukan lagi seorang tukang parkir ataupun tukang sapu. Dia adalah
managerku. Arasseo??” seru Tiara lagi lalu membersihkan sisa nasi dengan cepat
dan pergi meninggalkan mereka berdua ke tempat sampah di luar kelas.
“Yak!!”
seru seorang namja yang lain lagi karena menabrak Tiara. Kesialan terjadi dua
kali berturut-turut karena selain tertabrak seorang namja, sampah yang baru
saja dibersihkan, berserakan kemana-mana. Tiara kesal, namun ia hanya terus
membersihkan sampah yang berserakan. “Ya! Apa kau tidak akan minta maaf?”
serunya lagi. Kini seisi kelas Tiara maupun namja itu mengalihkan perhatian
pada mereka berdua. Terutama Eunji yang sedang duduk tepat di samping jendela
yang dekat dengan posisi berdiri mereka berdua.
Tiara
menghentikan gerakannya tanpa menatap lawan bicaranya. “joesonghamnida” ucapnya
datar. Namja itu semakin kesal sambil melirik name tag yeoja di depannya. Ia
semakin kesal. Mengambil napas panjang.
“Jadi,
kau siswa baru yang sok pintar itu. Ya, apa kau tahu kalau sebelum kau datang,
akulah bintang matematika di angkatan ini?” seru namja itu. Tiara kembali
menghentikan aktivitasnya dan melirik name tag namja itu.
“Ya
Gong Chan Sik, apa kau sudah selesai bicara? Lanjutkan saja apa yang kau akan
lakukan. Bukankah seharusnya kau juga meminta maaf karena telah membuat
sampah-sampah ini berantakan. Hari ini, aku sedang berbaik hati makanya aku
diam saja. Jadi, pergilah. Jangan halangi aku.” Tegas Tiara yang perlahan-lahan
mendekati Chansik.
Tiba-tiba
bel berbunyi tanda istirahat telah usai. Dan guru di kelas Chansik telah datang
tepat waktu.
“Chansik-a,
mwohaneun geoya? Ppalli deuroga.” Seru seorang seonsangnim dari pintu. Chansik
berbalik memasang senyumnya.
“ne,
seonsangnim.” Ucapnya dan berbalik lagi ke arah Tiara. “Kita belum selesai.”
Peringat Chansik dan langsung pergi ke kelasnya.
“Chingu-ya,
dia itu siapa?” Bisik Eunji pada teman di sebelahnya.
“dia
itu anak baru di sini. Kudengar dia masuk sini karena beasiswa dari agensinya.
Dia adalah seorang artis figuran. Ayahnya bangkrut dan menjadi tukang parkir
dang tukang sapu. Maka dari itu ia menjadi artis untuk membantu keuangan
keluarganya. Tapi, sialnya lagi, ibunya meninggalkan mereka ke Negara asalnya
di Indonesia karena tak kuat hidup miskin. Beruntungnya, anak itu memiliki
banyak bakat. Namun, kebanyakan agensi tidak tertarik dengannya karena masalah
wajah dan postur badannya. Dan juga..”
“yaa~
daebak! Bagaimana kau bisa tahu serinci itu? Jarhasseo!” puji Eunji dengan
senyum kagumnya.
“Eunji,
Sunhee, sudah selesai diskusinya?” tegur seonsaengnim dari depan kelas. Mereka
langsung terdiam dalam sekejap.
***
WM
Building lama..
Lima
jalsaeng namja sedang berlatih dengan serius di ruang latihan yang seadanya. Berlatih
berjam-jam membuat kelima member itu lapar. Nama grup mereka adalah B1A4.
Boygroup yang akan debut pada April 2011 nanti. Sang leader, Jinyoung,
berinisiatif untuk mentraktir para membernya.
“Aku
akan keluar sebentar membeli makanan. Ada yang mau ikut?” Tanya Jinyoung.
“Hyung,
aku ikut.” Sahut Gongchan sambil berdiri mendekati Jinyoung.
“Chan-a,
belikan kami juga ya?” pinta Sandeul disusul anggukan dari Shinwoo dan Baro.
“ne,
hyung~” jawab Gongchan yang selalu patuh pada hyung-hyungnya. “kaja, hyung”
***
Siang
begitu terik. Namun, angin musim gugur berhembus begitu kencang membuat suhu
menjadi dingin. Sepasang ayah dan anak tengah berjalan di perempatan jalan
menuju rumah mereka selesai syuting. Tiba-tiba si anak menghentikan langkahnya.
Sontak ayahnya pun ikut menghentikan langkahnya.
“waeyo?”
Tanya sang ayah.
“appa,
syuting hari ini sudah selesai. Kau pulanglah ke rumah duluan. Aku akan membeli
makan siang untuk kita. Kau mau makan apa?” Tanya Tiara dengan gaya bicara yang
manis dan sopan.
“kenapa
kita tidak pergi bersama saja?”
“kau
kan harus bekerja lagi setelah ini. Jadi manfaatkan waktu untuk istirahat
walaupun sedikit.”
Ayah
Tiara hanya tersenyum sambil mengelus kepala anak perempuannya yang manis itu.
“ne. kalau begitu belikan aku apa saja yang ingin kau makan.” Tiara hanya
mengangguk dan langsung pergi meninggalkan ayahnya.
Tak
jauh dari perempatan jalan yang tadi, tak sengaja Tiara berpapasan dengan
seseorang yang dikenalnya. Ia menghentikan langkahnya dan menyapa namja yang
dikenalnya itu.
“eo?
Jinyoung oppa! Annyeonghaseyo.” Sapa Tiara ramah sambil membungkukkan sedikit
badannya.
“eo?
Nugu? Ara-ya?” Tanya Jinyoung heran sekaligus terkejut. Yeoja itu mengangguk
mantap dan tersenyum manis. “oraenmane~ bagaimana kabarmu?”
“yah~
beginilah..” jawab Tiara seadanya.
“ya!
Neo! Anak baru menyebalkan itu kan???” seru namja yang sedari tadi hanya diam
saja membaca keadaan. “hyung, apa kau mengenal bocah ini?” lanjutnya sambil
melirik dengan tatapan merendahkan Tiara.
“ne.
wae? Apa kau mengenalnya juga?” Tanya Jinyoung balik.
“anigeoteun.”
Jawab Gongchan acuh sambil memalingkan wajahnya. Walaupun sikap Gongchan
seperti itu, Tiara tak menggubrisnya sama sekali. Dia hanya terus berbicara
pada Jinyoung saja.
“oppa,
eodigayo?”
“op..
oppa??? Mworago??” Tanya Gongchan tak percaya. Namun, tetap saja Tiara tak
menghiraukannya. Jinyoung hanya menegurnya dengan siku kanannya supaya Gongchan
bersikap sopan.
“kami
akan membeli makanan. Neon?” jawab Jinyoung yang kemudian bertanya balik pada
Tiara.
“nado.”
“geurom,
kita makan bersama saja. Sudah lama kita tidak makan bersama seperti dulu.”
Ajak Jinyoung ramah. Gongchan membulatkan kedua matanya. Ia semakin tidak
percaya dengan apa yang baru saja dikatakan hyungnya. Seperti dulu?
“ah.
Tidak usah. Ayahku sudah..” belum selesai menjawab, Jinyoung langsung menarik
tangan Tiara dan juga Gongchan bersamaan.
“sudahlah.
Aku yang traktir.”
***
“hyung,
darimana kau mengenal yeoja pendek seperti dia?” Tanya Gongchan disela-sela
menunggu pesanan makanannya datang. Mendengar hinaan yang terus-terusan keluar
dari Gongchan, lama-lama Jinyoung semakin tidak tahan.
“Ya
Gong Chan Sik, bersikaplah sopan sedikit. Biasanya kau selalu manis di depan
kami. Seharusnya sikapmu lebih manis pada yeoja seperti dia. Ara adalah seorang
artis. Jadi berhentilah merendahkannya. Eo?” tegas Jinyoung pada namja yang
duduk di sebelahnya.
“hyung,
apa kau baru saja bersikap kasar padaku?”
“anigeoteun..”
jawab Jinyoung santai.
“Hyung!
Kau belum pernah seperti ini sebelumnya.” Protes Gongchan yang kemudian
mengalihkan perhatian pada Tiara. “Ya! Ini semua gara-garau kau.” Seru Gongchan
sambil menendang sepatu Tiara.
“Ya!
Aku sudah terlalu sabar menghadapimu. Bisakah kau berhenti seperti ini
padaku?!” protes Tiara yang kesabarannya sudah habis.
“cih~
artis apanya? Mana ada artis pendek sepertimu? Yang kutahu, artis itu sangat
cantik. Tidak sepertimu.” Ucap Gongchan seenaknya. Tiara tak tahan lagi. Ia
bangkit dari tempat duduknya.
“mworago???”seru
Tiara yang mulai naik darah. “kau pikir kau lebih baik dariku??”
“Ara-ya,
shinjonghae. Duduklah, eo??”
“oppa,
gomawo atas traktirannya. Terima kasih juga telah membelikan sekotak makan
siang untuk nae appa.” Ucap Tiara saat baru keluar dari restoran tadi.
“ne.
kalau begitu aku pergi dulu. Teman-temanku juga sedang menunggu makan siang
dariku. Sampai jumpa lagi.” Jawab Jinyoung ramah. Namja di sampingnya hanya
diam saja tanpa bicara apapun pada Tiara.
“geurom.
Kita pasti akan ketemu lagi. Aku tinggal di sekitar sini.”
“jeongmal?
Urido. Apartemen kami juga tidak jauh dari sini. Begitu juga gedung latihan
kami. Geurom, jalga~”
“jalga~”
***