Rabu, 28 Mei 2014

Because of That Yeoja part 1

Author : @nitaelnieth
Genre : T
Cast :
*Gongchan
*Tiara
*Jinyoung
*Jung Eunji
Other cast:
*B1A4
*Apink

disclaimer : B1A4 hanya milik diri mereka sendiri dan agensinya dan juga Tuhan YME. cerita terinspirasi dari berbagai macam drakor yang ada. tapi ini asli buatan saya >ㅂ<



Januari 2013
“mwo?? Waeyo???” seru Bomi disusul keributan dari member Apink lainnya setelah mendengar pernyataan dari Yookyung.
“mianhae, yaedeura~ ini salahku. Sebagai hukumannya, aku akan keluar dari Apink.”jelas Yookyung dengan memasang wajah sedihnya.
“hajiman, wae???” Tanya Naeun berusaha mendesak Yookyung agar menjawab pertanyaan mereka. Namun, yang ditanya hanya diam saja. Tertunduk sedih dan penuh penyesalan. Member Apink lain menatap Yookyung dengan cemas dan sedih. Mereka semua mulai menitikkan air mata. Kecuali Eunji. Ia hanya duduk di meja dekat gerombolan orang-orang menyedihkan itu sambil menatapnya sinis dengan tangannya yang dilipat di dada.

2 jam yang lalu..
Yookyung tertunduk di dalam ruang presiden A Cube. Di depannya berdiri sang presiden dan juga dirinya yang dikelilingi beberapa staff dan managernya. Eunji yang kebetulan sedang lewat, tertarik untuk mendengar apa yang sedang mereka bicarakan.
“Kami bisa membantumu menutupi kasus ini dengan syarat.” Ucap sajangnim dengan nada seperti orang yang sedang frustasi. “pergilah ke Amerika menyusul orang tuamu. Dan kami akan menyembunyikan kasus AIDSmu itu.” Lanjutnya.
Eunji menutup mulutnya yang menganga dengan kedua tangannya. Ia terlalu terkejut mendengar hal yang baru saja ia dengar. “maldo andwae.” Bisiknya dari balik pintu.

“ya, biarkan saja dia pergi.” Seru Eunji yang mulai angkat bicara. “yang salah memang harus dihukum bukan?” lanjutnya enteng dengan dialek Busannya. Secepat kilat Chorong menoleh dengan dead glare-nya.
“Eunji-ya, kenapa kau bicara seperti itu?! Salah satu keluarga kita akan pergi, bukankah kau seharusnya bersimpati?” bentak Chorong.
“eonni, apa kau tahu sesuatu?” sahut Namjoo.
“a.. a.. aniyo.. geunyang.. itu kan keputusan dari atasan kita. Pasti ada sesuatu yang memang hanya bisa diselesaikan dengan cara ini.” Jawab Eunji agak gugup. Ia meniup poninya tanda sedikit lega setelah perhatian mereka terpusat pada Yookyung lagi.
“geurom, ayo kita coba temui sajangnim supaya Yookyung-eonni tidak harus meninggalkan Apink. Eottae??” usul maknae Hayoung.
“yaedeura~ dwaesseo. Ini tidak akan berhasil.” Cegah Yookyung. “percayalah. Ini memang salahku. Mianhae. Jeongmal mianhae.” Lanjutnya sambil menerobos kerumunan untuk meninggalkannya. Tapi, tiba-tiba manager mereka telah berdiri di depan Yookyung. Buru-buru ia menghapus air matanya.
“museun iriya?” tanyanya heran melihat anak-anaknya menangis. Mereka hanya terdiam. Dalam beberapa saat, manager Kim menyadari dengan apa yang sedang terjadi. “ah~ geurohkuna~ jadi kalian sudah tahu kalau Yookyung harus keluar. Majayo, dia memang harus keluar. Dan akan segera diganti dengan member yang lain yang lebih kompeten.”
“waeyo, eonni?? Apa yang telah dia lakukan hingga harus meninggalkan Apink??” desak Chorong.
“aku tidak bisa beri tahu kalian. Bimirida. Ini sudah perjanjian.” Jawab Kim manager enteng.
“apa benar Yookyung harus diganti?” Tanya Eunji.
“ne. maja. Kami akan adakan audisi tertutup. Jika kau punya usul, ajaklah ia untuk ikut audisi.”
Mendengar jawaban dari managernya, ia teringat akan seseorang.
***
Oktober 2010..
School of Performing Arts High School adalah sekolah swasta favorit. Tempat dimana para idol-idol bersekolah. Singkatnya disebut SOPA. Biaya bulanannya pun mahal. Lebih mahal dari sekolah swasta lainnya. Eunji adalah salah satu bakal idol walaupun masih belum ada yang menggaetnya untuk dijadikan trainee. Teman sekelasnya, Gong Chan Sik, namja cerdas di kelasnya yang selalu mendapat nilai matematika tertinggi seangkatan. Bagi siswa lain, mereka berpikir matematika itu tidak terlalu berguna bagi para idol. Namun, bagi Chansik, matematika adalah pelajaran favoritnya. Maka dari itu, ia begitu ambisius untuk selalu mendapatkan nilai matematika tertinggi seangkatan. Bukan hanya sekelas.
Semenjak kedatangan anak baru di kelas sebelah tepatnya saat semester genap dimulai, peringkat nilai matematikanya mulai menurun. Siswa baru itu seorang yeoja pendiam yang masuk karena beasiswa dari agensinya. Ya, dia adalah seorang artis yang selalu jadi figuran. Namun, talenta yang dimilikinya sangat baik. Hanya saja, wajahnya yang kurang menarik membuat kebanyakan agensi tidak tertarik padanya. Namanya adalah Tiara.
“Aigoo! Ya! Makananku tumpah!” seru seorang yeoja yang berhasil dijahili seorang namja lainnya. Namja itu hanya tertawa merasa menang karena yeoja itu marah-marah.
“hahaha. Kau hanya perlu memanggil tukang sapu kita.” Seru namja itu sambil melirik Ara yang sedang menyapu kelas karena begitu banyak sampah saat jam istirahat. “Ara-ya, kemarilah.” Yang dipanggil langsung menghampiri dengan kepala tertunduk sehingga rambutnya menutupi sebagaian wajahnya. “kudengar ayahmu itu seorang tukang parkir dan bersih-bersih. Bakat ayahmu itu pasti menurun padamu kan? Jadi, cepat bersihkan sampah ini ya.” Lanjutnya enteng. Tiara menatapnya dengan penuh emosi dan mempererat genggamannya pada sapu di tangan kanannya. Perlahan ia mengangkat sapunya ke atas.
“sekali lagi kau menghina ayahku, habislah kau.” Ucap Tiara dengan tegas.
“ah~museowo~ “ sahut namja itu dengan nada mengejek.
“geurigo, uri appaneun, bukan lagi seorang tukang parkir ataupun tukang sapu. Dia adalah managerku. Arasseo??” seru Tiara lagi lalu membersihkan sisa nasi dengan cepat dan pergi meninggalkan mereka berdua ke tempat sampah di luar kelas.
“Yak!!” seru seorang namja yang lain lagi karena menabrak Tiara. Kesialan terjadi dua kali berturut-turut karena selain tertabrak seorang namja, sampah yang baru saja dibersihkan, berserakan kemana-mana. Tiara kesal, namun ia hanya terus membersihkan sampah yang berserakan. “Ya! Apa kau tidak akan minta maaf?” serunya lagi. Kini seisi kelas Tiara maupun namja itu mengalihkan perhatian pada mereka berdua. Terutama Eunji yang sedang duduk tepat di samping jendela yang dekat dengan posisi berdiri mereka berdua.
Tiara menghentikan gerakannya tanpa menatap lawan bicaranya. “joesonghamnida” ucapnya datar. Namja itu semakin kesal sambil melirik name tag yeoja di depannya. Ia semakin kesal. Mengambil napas panjang.
“Jadi, kau siswa baru yang sok pintar itu. Ya, apa kau tahu kalau sebelum kau datang, akulah bintang matematika di angkatan ini?” seru namja itu. Tiara kembali menghentikan aktivitasnya dan melirik name tag namja itu.
“Ya Gong Chan Sik, apa kau sudah selesai bicara? Lanjutkan saja apa yang kau akan lakukan. Bukankah seharusnya kau juga meminta maaf karena telah membuat sampah-sampah ini berantakan. Hari ini, aku sedang berbaik hati makanya aku diam saja. Jadi, pergilah. Jangan halangi aku.” Tegas Tiara yang perlahan-lahan mendekati Chansik.
Tiba-tiba bel berbunyi tanda istirahat telah usai. Dan guru di kelas Chansik telah datang tepat waktu.
“Chansik-a, mwohaneun geoya? Ppalli deuroga.” Seru seorang seonsangnim dari pintu. Chansik berbalik memasang senyumnya.
“ne, seonsangnim.” Ucapnya dan berbalik lagi ke arah Tiara. “Kita belum selesai.” Peringat Chansik dan langsung pergi ke kelasnya.
“Chingu-ya, dia itu siapa?” Bisik Eunji pada teman di sebelahnya.
“dia itu anak baru di sini. Kudengar dia masuk sini karena beasiswa dari agensinya. Dia adalah seorang artis figuran. Ayahnya bangkrut dan menjadi tukang parkir dang tukang sapu. Maka dari itu ia menjadi artis untuk membantu keuangan keluarganya. Tapi, sialnya lagi, ibunya meninggalkan mereka ke Negara asalnya di Indonesia karena tak kuat hidup miskin. Beruntungnya, anak itu memiliki banyak bakat. Namun, kebanyakan agensi tidak tertarik dengannya karena masalah wajah dan postur badannya. Dan juga..”
“yaa~ daebak! Bagaimana kau bisa tahu serinci itu? Jarhasseo!” puji Eunji dengan senyum kagumnya.
“Eunji, Sunhee, sudah selesai diskusinya?” tegur seonsaengnim dari depan kelas. Mereka langsung terdiam dalam sekejap.
***
WM Building lama..
Lima jalsaeng namja sedang berlatih dengan serius di ruang latihan yang seadanya. Berlatih berjam-jam membuat kelima member itu lapar. Nama grup mereka adalah B1A4. Boygroup yang akan debut pada April 2011 nanti. Sang leader, Jinyoung, berinisiatif untuk mentraktir para membernya.
“Aku akan keluar sebentar membeli makanan. Ada yang mau ikut?” Tanya Jinyoung.
“Hyung, aku ikut.” Sahut Gongchan sambil berdiri mendekati Jinyoung.
“Chan-a, belikan kami juga ya?” pinta Sandeul disusul anggukan dari Shinwoo dan Baro.
“ne, hyung~” jawab Gongchan yang selalu patuh pada hyung-hyungnya. “kaja, hyung”
***
Siang begitu terik. Namun, angin musim gugur berhembus begitu kencang membuat suhu menjadi dingin. Sepasang ayah dan anak tengah berjalan di perempatan jalan menuju rumah mereka selesai syuting. Tiba-tiba si anak menghentikan langkahnya. Sontak ayahnya pun ikut menghentikan langkahnya.
“waeyo?” Tanya sang ayah.
“appa, syuting hari ini sudah selesai. Kau pulanglah ke rumah duluan. Aku akan membeli makan siang untuk kita. Kau mau makan apa?” Tanya Tiara dengan gaya bicara yang manis dan sopan.
“kenapa kita tidak pergi bersama saja?”
“kau kan harus bekerja lagi setelah ini. Jadi manfaatkan waktu untuk istirahat walaupun sedikit.”
Ayah Tiara hanya tersenyum sambil mengelus kepala anak perempuannya yang manis itu. “ne. kalau begitu belikan aku apa saja yang ingin kau makan.” Tiara hanya mengangguk dan langsung pergi meninggalkan ayahnya.
Tak jauh dari perempatan jalan yang tadi, tak sengaja Tiara berpapasan dengan seseorang yang dikenalnya. Ia menghentikan langkahnya dan menyapa namja yang dikenalnya itu.
“eo? Jinyoung oppa! Annyeonghaseyo.” Sapa Tiara ramah sambil membungkukkan sedikit badannya.
“eo? Nugu? Ara-ya?” Tanya Jinyoung heran sekaligus terkejut. Yeoja itu mengangguk mantap dan tersenyum manis. “oraenmane~ bagaimana kabarmu?”
“yah~ beginilah..” jawab Tiara seadanya.
“ya! Neo! Anak baru menyebalkan itu kan???” seru namja yang sedari tadi hanya diam saja membaca keadaan. “hyung, apa kau mengenal bocah ini?” lanjutnya sambil melirik dengan tatapan merendahkan Tiara.
“ne. wae? Apa kau mengenalnya juga?” Tanya Jinyoung balik.
“anigeoteun.” Jawab Gongchan acuh sambil memalingkan wajahnya. Walaupun sikap Gongchan seperti itu, Tiara tak menggubrisnya sama sekali. Dia hanya terus berbicara pada Jinyoung saja.
“oppa, eodigayo?”
“op.. oppa??? Mworago??” Tanya Gongchan tak percaya. Namun, tetap saja Tiara tak menghiraukannya. Jinyoung hanya menegurnya dengan siku kanannya supaya Gongchan bersikap sopan.
“kami akan membeli makanan. Neon?” jawab Jinyoung yang kemudian bertanya balik pada Tiara.
“nado.”
“geurom, kita makan bersama saja. Sudah lama kita tidak makan bersama seperti dulu.” Ajak Jinyoung ramah. Gongchan membulatkan kedua matanya. Ia semakin tidak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan hyungnya. Seperti dulu?
“ah. Tidak usah. Ayahku sudah..” belum selesai menjawab, Jinyoung langsung menarik tangan Tiara dan juga Gongchan bersamaan.
“sudahlah. Aku yang traktir.”
***
“hyung, darimana kau mengenal yeoja pendek seperti dia?” Tanya Gongchan disela-sela menunggu pesanan makanannya datang. Mendengar hinaan yang terus-terusan keluar dari Gongchan, lama-lama Jinyoung semakin tidak tahan.
“Ya Gong Chan Sik, bersikaplah sopan sedikit. Biasanya kau selalu manis di depan kami. Seharusnya sikapmu lebih manis pada yeoja seperti dia. Ara adalah seorang artis. Jadi berhentilah merendahkannya. Eo?” tegas Jinyoung pada namja yang duduk di sebelahnya.
“hyung, apa kau baru saja bersikap kasar padaku?”
“anigeoteun..” jawab Jinyoung santai.
“Hyung! Kau belum pernah seperti ini sebelumnya.” Protes Gongchan yang kemudian mengalihkan perhatian pada Tiara. “Ya! Ini semua gara-garau kau.” Seru Gongchan sambil menendang sepatu Tiara.
“Ya! Aku sudah terlalu sabar menghadapimu. Bisakah kau berhenti seperti ini padaku?!” protes Tiara yang kesabarannya sudah habis.
“cih~ artis apanya? Mana ada artis pendek sepertimu? Yang kutahu, artis itu sangat cantik. Tidak sepertimu.” Ucap Gongchan seenaknya. Tiara tak tahan lagi. Ia bangkit dari tempat duduknya.
“mworago???”seru Tiara yang mulai naik darah. “kau pikir kau lebih baik dariku??”
“Ara-ya, shinjonghae. Duduklah, eo??”

“oppa, gomawo atas traktirannya. Terima kasih juga telah membelikan sekotak makan siang untuk nae appa.” Ucap Tiara saat baru keluar dari restoran tadi.
“ne. kalau begitu aku pergi dulu. Teman-temanku juga sedang menunggu makan siang dariku. Sampai jumpa lagi.” Jawab Jinyoung ramah. Namja di sampingnya hanya diam saja tanpa bicara apapun pada Tiara.
“geurom. Kita pasti akan ketemu lagi. Aku tinggal di sekitar sini.”
“jeongmal? Urido. Apartemen kami juga tidak jauh dari sini. Begitu juga gedung latihan kami. Geurom, jalga~”
“jalga~”
***

Forever Love part 5

Author : @nitaelnieth
Genre : T
Cast :
*CNU
*Nita >ㅂ<
Other cast:
*B1A4 member

disclaimer: B1A4 hanya milik diri mereka sendiri dan agensinya dan juga Tuhan YME. cerita terinspirasi dari berbagai macam drakor yang ada. tapi ini asli buatan saya >ㅂ<



“Sun.. ShinU oppa, apa yang membuatmu kesini lagi?”
“Apa aku mengganggumu? Mianhae.” Raut wajah ShinU sedikit kecewa.
“A-ani. Tapi, ini bukan waktunya pulang sekolah”
“Manager menyuruh kami pulang lebih awal. Apa kau sudah baikan?” Nita mengangguk. Tatapan ShinU teralihkan pada mangkuk mie yang ada di atas meja.”Ya! apa kau makan mie?”
“Hanya ada ini di rumah. Aku belum keluar untuk belanja makanan lagi” Nita kembali menyantap mienya.”Apa kau sudah makan?” Lanjutnya. ShinU mengangguk.”Oppa, kelihatannya kau sangat peduli padaku. Apa kau menyukaiku?” Nita tersenyum menggoda ShinU.
“Mwo? Ani. Kenapa kau berpikir seperti itu? Sebenarnya aku membawa beberapa orang kesini.”
“Beberapa orang?”
ShinU berjalan keluar memanggil beberapa orang tersebut. Mereka pun masuk satu persatu sambil tercengang melihat kamar yang begitu sempit. Ternyata, ShinU membawa keluarga B1A4-nya.
“Nita, annyeong” sapa Sandeul pelan dan kembali melihat ruang sempit tersebut begitu pula 3 yang lainnya.
“Ah, Mian. Rumahku memang sangat sempit.”
“Hyung, apa kau menghabiskan malam di ruang hampa udara nan sempit ini semalaman?” Tanya Baro. ShinU langsung memukul pundak bocah itu dan tersenyum manis pada Nita. “Ah mian” Baro mengucapkannya dengan cepat sambil menahan rasa sakitnya.
“Jagalah ucapanmu!” bentak sang leader Jinyoung setengah berbisik pada Baro.
“Nita, mianhae. Tapi, mereka sangat penasaran dengan apa yang aku lakukan semalam.”ShinU membuka kembali percakapan diantara mereka.
“Mianhae, seharusnya aku memaksanya untuk pulang lebih keras lagi.”
Saat sedang asyik mengobrol, tiba-tiba seorang ahjumma mengetuk pintu kamar Nita dengan keras sambil memanggil-manggil namanya. Nita segera keluar untuk mengatasi hal tersebut.
“Ahjumma, mian. Tapi, bisakah kau pelankan sedikit suaramu? Aku sedang ada tamu.”Nita berusaha menenangkan ahjumma itu yang ternyata adalah pemilik apartemen.
“aku tidak peduli. Aku hanya peduli kapan kau akan membayar uang sewa. Bukankah aku sudah bilang kalau pembayaran disini harus tepat waktu? Hanya kau yang belum bayar bulan ini. Bahkan bulan kemarin kau hanya membayar uang muka saja.” Suara ahjumma itu sangat keras. Nita terus memberi isyarat untuk merendahkan suaranya. Namun, pemilik apartemen tidak menghiraukannya.
“baiklah. Satu minggu. Aku akan melunasinya.”
“Andwae! Besok harus lunas! Jika tidak, aku akan mengusirmu. Masih banyak yang mau menempati tempat ini. Mengerti?!”
Ahjumma itu langsung pergi. Kini wajah Nita penuh kebimbangan. Seharusnya aku tidak ke Korea! Babo! Nita memukul-mukul kepalanya. Mencaci dirinya sendiri lalu membuka pintu  yang ternyata semua orang menguping apa yang dibicarakan antara Nita dan ahjumma tadi. Namun, B1A4 langsung ke posisi semula berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Melihat kecanggungan itu, Nita langsung mengambil sweaternya bersiap untuk keluar.
“Yeoreobun, Aku harus bekerja. Ayo kita keluar bersama.” Nita tersenyum seolah tidak terjadi apa-apa. B1A4 hanya menuruti apa yang dikatakan Nita dan beranjak pergi.
Mereka berjalan bersama-sama dan masih merasa canggung. Nita berjalan di depan diikuti B1A4 di belakangnya. ShinU menyusul Nita dan membuka pembicaraan.
“Apartemen kami masih ada satu kamar lagi. Kau bisa pindah bersama kami jika kau mau.” Ucap ShinU sambil melirik ke arah teman-temannya di belakang yang terlihat tidak setuju. Tapi, ShinU pura-pura tidak melihat.
“Aku akan membayarnya besok. Jadi kalian tak perlu khawatir.” Nita melirik jam tangannya yang menunjukkan jam 4 sore. Kemana aku harus mencari uang sebanyak itu? Kerja semalaman pun tak akan cukup. Haruskah aku pulang ke Indonesia?
***
Di apartemen B1A4, mereka berdiskusi tentang hal yang terjadi hari ini. ShinU bersikeras ingin menolongnya. Tapi, leader dan para dongsaengnya tidak menyetujuinya.
“ShinU-a, pikirkanlah tentang manager. Bagaimana kalau dia tahu?” Leader Jinyoung mengemukakan alasannya.
“Lagi pula, kita belum terlalu mengenalnya. Bukankah rumah ini akan menjadi penuh dengan rasa canggung?” Sandeul angkat bicara.
“Sudahlah, belum tentu juga dia akan pindah kesini. Keputusannya masih besok bukan?” Gongchan mencoba menengahi para hyungnya yang berdebat.
“Hyung, berhentilah berbuat baik kepada semua orang yang baru kau temui. Apa kau masih ingat tentang Seung Mi? Dia sangat agresif sekarang karena perbuatanmu sendiri. Kalau saja saat itu kau tidak berbuat sejauh itu, mungkin dia tidak akan seagresif itu.” Sandeul mengemukakan alasannya lagi.
“Yang lebih parah lagi saat dia menolong seorang ahjumma. Hanya karena ShinU hyung menolongnya yang sedang mabuk. Dia hampir saja..” Baro mengingat pengalaman hyungnya yang dulu namun langsung disela ShinU.
“Geumanhae. Itu masa lalu. Lagi pula itu hanya sedang sial saja. Sudahlah, bukankah berbuat baik itu bagus?”
***
Hari itu pun tiba. Nita benar-benar diusir oleh pemilik apartemen karena tidak sanggup membayar uang sewa. Nita membawa kopernya ke sekolah. Dia bermaksud menitipkannya di pos security supaya tidak terlihat teman-temannya dan juga gurunya.
“Ahjussi, bolehkah aku menitipkan koperku? Hanya sampai sekolah selesai.” Ahjussi yang sedang membaca Koran itu hanya melirik tas kopernya dan kembali membaca Koran. Sekali lagi Nita angkat bicara sambil mengeluarkan uang dari sakunya, berpura-pura menghitungnya dan seolah-olah beranjak pergi,”Kalau begitu, aku akan menitipkan pada orang lain saja.” Ahjussi itu melirik ke arah uang yang cukup untuk makan enak di siang hari itu.
“Ah, geudae. Bawa itu kemari. Akan kusimpan baik-baik. Bahkan takkan ada yang bisa menyentuhnya sampai kau mengambilnya kembali.”
“Gomawo, ahjussi.” Ucap Nita sambil memberikan uang imbalannya.
Dari kejauhan, ShinU memperhatikan Nita yang sedang menitipkan kopernya. Seperti biasa dia hanya datang sendiri tanpa member B1A4. ShinU mengerti apa yang sedang terjadi pada Nita. Pasti dia sudah diusir. Kasihan sekali. ShinU meperhatikan Nita sampai dia menghilang tanpa menyapanya.
***
Jam malam tiba, di perpustakaan Nita belajar serajin mungkin untuk mengejar ketinggalannya di sekolah. Pendidikan di Korea dan Indonesia memiliki perbedaan soal waktu. Di Indonesia, kenaikan kelas ditetapkan setiap bulan Juli. Sedangkan, di Korea, sebelum Natal, ujian akhir sudah selesai dilaksanakan sehingga awal sekolah dimulai bulan Januari. Sebelum masuk ke sekolahnya yang sekarang, Nita membuat perjanjian dengan kepala sekolah supaya dia bisa mendapatkan nilai semester 1 yang tidak diikutinya, Nita harus lulus tes dan nilai di semester kedua ini haruslah mendapatkan minimal peringkat 5. Dan juga tentunya harus menghabiskan beberapa uang jajannya yang sebelumnya ia sempatkan untuk mengambil semuanya di bank sebelum kabur. Nita adalah siswa yang cukup pintar. Jadi, untuk mengejar mata pelajaran yang tertinggal bukanlah hal yang memberatkan dirinya. Ditambah lagi dia adalah anak yang rajin belajar. Walaupun di masa lalunya dia adalah anak orang kaya di Indonesia, hal itu tidak membuat dirinya terlena dan malas belajar. Orang tuanya  menyekolahkan dia di Sekolah Internasional di Jakarta. Sebelum kabur dari orang tuanya, diam-diam dia mengurus surat kepindahannya dengan membubuhkan tanda tangan palsu yang dibuat oleh orang yang berpura-pura menjadi wali murid.
Saat sedang serius belajar, tiba-tiba seseorang memegang pundaknya dan muncul dari samping sambil tersenyum.
“Nita, annyeong..” senyum itu tidak asing baginya. Ditambah lagi kaca mata dan rambut panjangnya yang seleher tanpa melihat pun sudah terdeteksi kalau dia adalah,
“ShinU oppa, kau mengagetkanku.”
“Mian, tapi, kau serius sekali.”
“Aku harus mengejar ketertinggalanku. Tapi, apa yang membuatmu kesini?” Jawab Nita yang masih fokus pada buku-bukunya.
“Pulanglah bersamaku malam ini.” Ucap ShinU pelan. Nita masih fokus dengan buku-bukunya. Pura-pura tidak mendengar apa yang dikatakan ShinU. Melihat Nita yang tidak merespon apa yang baru saja dikatakannya, ShinU menutup buku yang sedang dibacanya.
“Pulanglah bersamaku malam ini.” Kata ShinU sekali lagi.
“Wae?”
“aku tahu kau sudah tidak di tempat itu lagi. Mustahil kalau kau sudah menemukan rumah yang baru dalam waktu sesingkat ini.”
“Aku akan bermalam di sauna.”
“Kenapa?”
“Aku sering menonton drama Korea dan aku mempelajari banyak hal. Saat butuh tempat tinggal sementara, mereka biasanya akan bermalam di sauna. Aku sangat ingin mencobanya. Lagi pula, aku tidak ingin hanya menumpang secara cuma-cuma di rumahmu.”
“Cuma-Cuma? Aniyo. Sejak kapan aku bilang tinggal di rumahku akan gratis?”
Nita hanya mengernyitkan dahinya sambil menatap ShinU dengan tatapan bingung. Apa yang sedang dikatakannya?
***

Di kediaman B1A4..

“Mwo??” seru seluruh member pada ShinU yang di sampingnya ada Nita.
“Hyung? Bukankah kita sudah mendiskusikannya?” Tanya Sandeul. Disusul protes dari yang lainnya bersahut-sahutan hingga menimbulkan keramaian di apartemen B1A4.
“Ya! Tenanglah. Aku tidak akan membiarkannya tinggal di sini secara cuma-cuma.” ShinU mencoba menenangkan mereka.
“Mwo? Maksudmu dia akan membayar sewa pada kita setiap bulannya?”
“Ani.” ShinU hanya tersenyum sambil melirik Nita. Entah apa yang harus Nita balas dari senyumnya. Dia hanya membalas dengan senyum yang menunjukkan kecanggungan.
“Bukankah kita pernah berangan-angan memiliki pengurus rumah tangga ini?” lanjut ShinU.
“Ne. Tapi, manager tidak akan mengizinkan kita bukan? Dia selalu saja menyuruh kita mandiri padahal kita semua sangat lelah dengan sekolah, latihan dan jadwal tampil.” Ucap Baro tidak setuju tapi juga ingin menyetujuinya.
“Jadi maksudmu,dia akan menjadi pengurus rumah ini?” Gongchan mengambil kesimpulan dengan jitu.
“betul. Dia akan mengurus kita di sini. Tentunya, jangan sampai manager-hyung mengetahuinya.” Tutur ShinU dengan wajah bijaknya dan tak lepas dari senyumnya yang sangat manis.
“Ya! Sebagai leader, aku akan mengambil keputusan.”
Semua mata tertuju pada Jinyoung. Bertanya-tanya apa yang akan menjadi keputusan darinya. Semua penasaran.
“Aku akan menyetujuinya setelah melakukan tes. Kami sangat lapar sekarang. Buatlah masakan yang paling enak untuk kami berlima. Sekarang. Apa 15 menit cukup?”
“30 menit” Nita mengajukan tawarannya.
“17 menit”
“25 menit?”
“20 menit” Jinyoung mengeluarkan tawaran terakhirnya dan disambut Nita dengan lari ke dapur mencari bahan-bahan yang bisa di buat. B1A4 pun langsung mengikutinya ke dapur dan memperhatikan cara Nita memasak. Entah apa yang di masak Nita. Tapi, dia tidak terlalu berpengalaman membuat makanan enak. Apalagi makanan Korea.
20 menit berlalu. B1A4 telah bersiap di meja makan lesehannya. ShinU terlihat agak cemas karena kalau Nita gagal dialah yang paling merasa bersalah dan malu. Nita mulai meletakkan hidangannya di atas meja.
“Mian, kali ini aku hanya bisa menghidangkan ini. Ini adalah menu sayur favoritku di Indonesia. Aku belum berpengalaman memasak masakan Korea selain ramen. Mianhae. Aku akan belajar masakan Korea dengan giat bila kalian menyetujuinya.” Ucap Nita sambil membagikan masakan yang disebut gado-gado itu ke masing-masing mangkuk mereka.
“Ayo makan.” Jinyoung memulai. Semua mengikutinya. Nita mulai khawatir dengan komentar mereka. Tampaknya mereka sangat menikmati makanannya. Bahkan Baro mengajaknya untuk ikut mencicipi masakannya. Semua orang memuji masakan Nita yang enak. Tapi, Jinyoung belum menampakkan kegembiraan saat memakannya. Dia hanya terus makan dan makan perlahan-lahan. Semua orang jadi penasaran dengan komentarnya. Semua menunggu keputusan dari sang leader. Semua mata tertuju padanya.
“Ya! Apa yang kalian lihat?” Jinyoung tersadar.
“Hyung. Bicaralah.” Baro mulai tak sabar. Jinyoung terdiam sejenak meletakkan alat makannya.
“Ah, geudae. Aku setuju. Tapi, tidak hanya memasak. Kau juga harus mencuci baju kami, mencuci piring, membereskan rumah dan semua urusan yang ada di rumah ini.” Ucap Jinyoung. Yang lainnya pun setuju dengan leadernya.
“geudae. Kau harus bekerja keras di sini mengurus kami berlima dan sebagai imbalannya kau boleh tinggal di sini.” Lanjut Sandeul.
“Ah, Chotta.. Sekarang aku bisa santai di sini. Inilah yang aku inginkan sejak lama!” Baro benar-benar menunjukkan kegembiraannya.”ShinU hyung. Gomawo” lanjutnya. ShinU hanya tersenyum seperti biasa.
“ShinU oppa, gomawo eobta” Nita tersenyum sambil menunduk malu sekaligus senang.
“Sudahlah, ambil kopermu dan ambillah kamar di ujung sana.” Ucap ShinU sambil menunjukkan kamar yang bisa digunakan Nita yang sebelumnya sebenarnya adalah kamar ShinU saja. Nita mengangguk dan mengambil kopernya menuju kamar barunya. ShinU menyusulnya dan menunjukkan apa saja yang bisa digunakan.
“Mian, disini masih banyak barang-barangku.” ShinU membantu Nita membereskan kamarnya yang masih banyak barang-barang ShinU di dalamnya.
“Disini ada lemari tidak terpakai. Kau bisa menggunakannya untuk pakaianmu. Semoga ini cukup.”
“mwo ya? Ini sangat besar, oppa. Ini lebih dari cukup.”
“Geurom, selamat beres-beres. Kamar mandi di sebelah bisa kau gunakan.” ShinU berjalan keluar kamar Nita. Namun, saat dia sampai di pintu, Nita memanggilnya.
“sekali lagi, terima kasih” ShinU kembali tersenyum sambil membenarkan kaca mata tak berlensanya.
“Jangan berlebihan” balasnya sambil berlalu dari kamar.
***
Wangi segar buah-buahan menyeruak dari badan Nita. Dia baru saja mandi setelah selesai merapikan segala sesuatunya. Waktu menunjukkan pukul 1 malam. Dia memutuskan untuk tidak berangkat kerja malam ini. Nita baru saja keluar dari kamar mandi sambil sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk. Dia melirik ke arah ruang TV. Terlihat ShinU sudah tertidur namun TV masih menyala. Nita melihat keadaan sekitar. Sunyi. Hanya ada suara TV. Semuanya sudah tidur di kamar masing-masing. Dia mematikan TV yang masih menyala. Ingin rasanya dia membangunkan ShinU. Tapi, ada rasa tak tega. Nita pergi ke kamarnya mengambil selimut. Saat dia hendak menyelimuti ShinU, dia terbangun dan reflex memegang tangan Nita.
“Ah, mianhae. Jam berapa ini?” ShinU langsung melepas tangannya saat tersadar.
“Ini sudah waktunya tidur. Masuklah ke kamar, oppa.” Ucap Nita tanpa mengetahui kalau sebenarnya kamar ShinU telah diambil alih olehnya.
“Ani. Aku sedang ingin tidur disini.” Jawabnya yang masih setengah sadar. Lalu, dia tertidur lagi.
Nita kembali menyelimuti ShinU sambil memandangnya sebentar, “Gomawo, oppa. Jaljayo”. Lalu dia kembali ke kamarnya dan kembali belajar sambil menunggu rambutnya mengering.
***

Rabu, 05 Februari 2014

Forever Love (part 4)



Jam sekolah pun habis. Seperti biasa, Seung Mi memberikan hadiah kecilnya untuk Nita. Dia menyiram seember air saat Nita sedang di kamar mandi. Terpaksa dia pulang dengan baju yang basah dan menggigil. Saat Nita telah mencapai luar gerbang, ShinU memanggil dari kejauhan. Namun, Nita tak menghiraukannya hingga ShinU memegang pundaknya. Akhirnya ShinU tahu kalau Nita sedang kebasahan. Dan sangat terlihat kalau dia sedang menggigil kedinginan.
“Lepaskan jasmu” Nita tak menghiraukannya dan terus berjalan.
“Aku bilang lepaskan jasmu” ShinU langsung melepas tas punggung Nita dan membuka jas basahnya dan menggantinya dengan jas yang sedang dikenakannya.
“Apa ini ulah Seung Mi lagi?” Nita hanya menggeleng. Wajahnya mulai pucat.
“Biarku antar pulang”
“Tidak usah. Aku bisa pulang sendiri” ShinU menyentuh keningnya dan merasakan suhunya lebih panas dari suhu normal.
“Kau demam. Sebaiknya aku antar”
“Sunbae, kenapa kau begitu baik? Kita bahkan baru kenal. Sudahlah, kau pulang saja. Teman-temanmu pasti menunggumu di rumah.” ShinU terus berjalan mengikuti Nita yang masih menggigil.
***
Nita membuka pintu kamarnya. ShinU hanya celingak celinguk melihat keadaan rumahnya yang begitu sederhana.
“Maaf, rumahku jelek. Tapi, mampirlah sebentar.”
“Sudahlah, sebaiknya kau ganti baju sekarang.”
Setelah yakin Nita pergi mengganti bajunya, ShinU langsung menuju dapur dan mencari-cari sesuatu yang bisa di masak. Masih ada sisa nasi tadi pagi di rice cooker.
“Sepertinya masih bisa dibuat menjadi bubur”
Tak berapa lama kemudian, Nita telah mengganti bajunya namun seperti telah siap untuk keluar lagi. ShinU yang sedang memasak bubur sedikit terkejut.
“Apa kau akan pergi?”
“Sekarang giliranku mengantarmu pulang. Setelah itu aku harus berangkat kerja. Ayo.”
“Apa? Kerja? Tapi, aku sedang membuatkanmu bubur.”
Nita berjalan hendak mematikan kompor namun dihalangi oleh ShinU.
“Kau harus istirahat. Izinlah kepada atasanmu.” Ucap ShinU sedikit tegas.
“Sunbae”
“Ayolah. Aku telah membuatkanmu bubur. Apa kau akan menyia-nyiakan ini? Aku jarang sekali memasak untuk wanita. Jadi jangan sia-siakan aku. Ok?” Nita hanya diam saja tanda setuju. ShinU menuangkan bubur yang dibuatnya lalu diberikan pada Nita.
“Duduklah dan makan ini.”
“Gomawo, sunbae”
“Aigoo, berhentilah memanggilku sunbae.”
“oppa? ShinU oppa?” ShinU mengangguk dan tersenyum kemudian mempersilakan Nita memakan bubur yang baru saja dibuatnya.
“Ngomong-ngomong, sejak kapan kau pindah ke Seoul?”
“2 bulan yang lalu”
“2 bulan? Tapi, kenapa kau baru mulai sekolah 6 minggu yang lalu?”
“Bagaimana kau bisa tahu?” Tanya Nita penasaran,”Seingatku, aku belum memberi tahumu tentang hal itu.”
“Ah.. Aku mendengarnya saat Seung Mi dan kau bertengkar”
“Aku tidak bertengkar dengannya”
Belum habis bubur yang dimakannya, diletakannya mangkuk itu. “Aku harus kerja. Ini sudah terlambat.”
ShinU langsung menyentuh kening Nita yang masih demam. ShinU langsung membuka sweater yang dikenakannya mengisyaratkan kalau Nita benar-benar harus istirahat. Dia membantu Nita berbaring di atas tempat tidurnya dan menyelimutinya. Setelah itu, dia merogoh saku celananya untuk mengambil handphonenya dan mengirim pesan pada leader Jinyoung, Aku tidak tidur di rumah malam ini. Ada urusan mendesak. Jangan bilang pada manager kita, algetji?
“ShinU oppa, pulanglah. Aku akan istirahat.”
“Kau pasti akan pergi bekerja jika ku tinggal. Tidurlah sekarang.”
“Kalau begitu, apa kau akan menginap disini?” ShinU mengangguk dan tersenyum. Nita bangkit dari ranjangnya dan mengambil satu kasur lagi di dalam lemari dan menggelarnya untuk ShinU.
“Mianhae, aku tidak punya baju sebesar badanmu.”
“ah, gwaenchanayo.” ShinU langsung berbaring. Nita pun kembali ke kasurnya.
“Oppa, gomawo. Akhirnya aku bisa merasakan seseorang yang peduli padaku lagi. Gomawoyo, oppa.” Nita membalikkan badannya sambil tersenyum melihat ShinU yang ternyata sudah tidur pulas. Kenapa dia tidur cepat sekali? Nita menarik selimutnya lagi dan tidur.
***
Jam menunjukkan pukul 11 pagi dan Nita baru saja terbangun dari tidurnya. Saat dia melihat jam di handphone-nya dia tersadar kalau dia sudah terlambat. Dia buru-buru bangun dan ternyata di meja makannya telah penuh dengan makanan. Nita berjalan menuju meja makan kecilnya dan melihat ada lipatan kertas di bawah mangkuk nasinya.
Nita, terima kasih atas tumpangannya. Maaf tidak membangunkanmu. Maaf telah mematikan jam wakermu. Aku sengaja melakukan ini karena kau masih terlihat pucat dan sedikit demam. Ku telah membuatkan makanan untukmu. Ini hanya sebagai tanda terima kasih. Makanlah yang banyak dan cepat sembuh. Aku telah memberi tahu Gongchan supaya kau diizinkan. Ah matda, SMS aku jika kau sudah bangun. Lihat nomerku di balik kertas ini. ShinU.
Nita bergegas mengambil handphone-nya dan menjawab pesan yang diberikan ShinU. Aku sudah bangun. Gomawo, ShinU oppa. Qonita.
Setelah pesannya terkirim, Nita langsung melahap makanan yang ada di meja.
“Ah, kenapa ini sangat enak? Apa dia itu chef?”
***
“Chan-a” teriak ShinU dari jendela kelas Gongchan. Gongchan pun langsung menghampirinya.
“Ah, hyung. Dari mana saja kau semalaman?”
“Bukankah sudah kubilang? Aku pergi ada urusan.”
“Urusan apa hingga menghabiskan waktu semalaman?” Gongchan berpikir sejenak,”Aah, hyung.. apa kau..”
“Apa? Aku hanya berbuat baik semalam. Tapi, aku datang kesini untuk memberi tahumu kalau Nita mungkin tidak masuk hari ini.”
“Hyung, apa kau semalaman bersamanya???” Tanya gongchn dengan nada meninggi.
“A-ani. Maksudku, ya.” ShinU tersenyum sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.”Kemarin saat pulang sekolah aku melihatnya basah kuyup dan demam. Jadi kuantar dia pulang. Apa kau tak tahu teman sekelasmu dijahili lagi oleh Seung Mi?”
“Mollayo” jawab Gongchan singkat. Gongchan melihat ke arah Seung Mi, menatapnya dari luar kelas melalui jendela.
***
Nita sedang asyik memakan ramen rasa jamur favoritnya. Beberapa saat kemudian, Nita mendengar seseorang mengetuk pintu kamarnya. Nita berjalan ke belakang pintu dan mengintip dari lubang untuk mengetahui siapa yang datang. Dia segera membuka pintunya dan menarik ShinU masuk bergegas menutup pintu.
“Sun.. ShinU oppa, apa yang membuatmu kesini lagi?”
“Apa aku mengganggumu? Mianhae.” Raut wajah ShinU sedikit kecewa.