Genre : T
Cast :
*CNU
*Nita >ㅂ<
Other cast:
*B1A4 member
disclaimer: B1A4 hanya milik diri mereka sendiri dan agensinya dan juga Tuhan YME. cerita terinspirasi dari berbagai macam drakor yang ada. tapi ini asli buatan saya >ㅂ<
“Sun.. ShinU oppa, apa yang membuatmu kesini
lagi?”
“Apa aku mengganggumu? Mianhae.” Raut wajah
ShinU sedikit kecewa.
“A-ani. Tapi, ini bukan waktunya pulang
sekolah”
“Manager menyuruh kami pulang lebih awal. Apa
kau sudah baikan?” Nita mengangguk. Tatapan ShinU teralihkan pada mangkuk mie
yang ada di atas meja.”Ya! apa kau makan mie?”
“Hanya ada ini di rumah. Aku belum keluar
untuk belanja makanan lagi” Nita kembali menyantap mienya.”Apa kau sudah
makan?” Lanjutnya. ShinU mengangguk.”Oppa, kelihatannya kau sangat peduli
padaku. Apa kau menyukaiku?” Nita tersenyum menggoda ShinU.
“Mwo? Ani. Kenapa kau berpikir seperti itu?
Sebenarnya aku membawa beberapa orang kesini.”
“Beberapa orang?”
ShinU berjalan keluar memanggil beberapa orang
tersebut. Mereka pun masuk satu persatu sambil tercengang melihat kamar yang
begitu sempit. Ternyata, ShinU membawa keluarga B1A4-nya.
“Nita, annyeong” sapa Sandeul pelan dan
kembali melihat ruang sempit tersebut begitu pula 3 yang lainnya.
“Ah, Mian. Rumahku memang sangat sempit.”
“Hyung, apa kau menghabiskan malam di ruang
hampa udara nan sempit ini semalaman?” Tanya Baro. ShinU langsung memukul
pundak bocah itu dan tersenyum manis pada Nita. “Ah mian” Baro mengucapkannya
dengan cepat sambil menahan rasa sakitnya.
“Jagalah ucapanmu!” bentak sang leader
Jinyoung setengah berbisik pada Baro.
“Nita, mianhae. Tapi, mereka sangat penasaran
dengan apa yang aku lakukan semalam.”ShinU membuka kembali percakapan diantara
mereka.
“Mianhae, seharusnya aku memaksanya untuk
pulang lebih keras lagi.”
Saat sedang asyik mengobrol, tiba-tiba seorang
ahjumma mengetuk pintu kamar Nita dengan keras sambil memanggil-manggil
namanya. Nita segera keluar untuk mengatasi hal tersebut.
“Ahjumma, mian. Tapi, bisakah kau pelankan
sedikit suaramu? Aku sedang ada tamu.”Nita berusaha menenangkan ahjumma itu
yang ternyata adalah pemilik apartemen.
“aku tidak peduli. Aku hanya peduli kapan kau
akan membayar uang sewa. Bukankah aku sudah bilang kalau pembayaran disini
harus tepat waktu? Hanya kau yang belum bayar bulan ini. Bahkan bulan kemarin
kau hanya membayar uang muka saja.” Suara ahjumma itu sangat keras. Nita terus
memberi isyarat untuk merendahkan suaranya. Namun, pemilik apartemen tidak
menghiraukannya.
“baiklah. Satu minggu. Aku akan melunasinya.”
“Andwae! Besok harus lunas! Jika tidak, aku
akan mengusirmu. Masih banyak yang mau menempati tempat ini. Mengerti?!”
Ahjumma itu langsung pergi. Kini wajah Nita
penuh kebimbangan. Seharusnya aku tidak ke Korea! Babo! Nita
memukul-mukul kepalanya. Mencaci dirinya sendiri lalu membuka pintu yang ternyata semua orang menguping apa yang
dibicarakan antara Nita dan ahjumma tadi. Namun, B1A4 langsung ke posisi semula
berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Melihat kecanggungan itu, Nita langsung
mengambil sweaternya bersiap untuk keluar.
“Yeoreobun, Aku harus bekerja. Ayo kita keluar
bersama.” Nita tersenyum seolah tidak terjadi apa-apa. B1A4 hanya menuruti apa
yang dikatakan Nita dan beranjak pergi.
Mereka berjalan bersama-sama dan masih merasa
canggung. Nita berjalan di depan diikuti B1A4 di belakangnya. ShinU menyusul
Nita dan membuka pembicaraan.
“Apartemen kami masih ada satu kamar lagi. Kau
bisa pindah bersama kami jika kau mau.” Ucap ShinU sambil melirik ke arah
teman-temannya di belakang yang terlihat tidak setuju. Tapi, ShinU pura-pura
tidak melihat.
“Aku akan membayarnya besok. Jadi kalian tak
perlu khawatir.” Nita melirik jam tangannya yang menunjukkan jam 4 sore. Kemana
aku harus mencari uang sebanyak itu? Kerja semalaman pun tak akan cukup.
Haruskah aku pulang ke Indonesia?
***
Di apartemen B1A4, mereka berdiskusi tentang
hal yang terjadi hari ini. ShinU bersikeras ingin menolongnya. Tapi, leader dan
para dongsaengnya tidak menyetujuinya.
“ShinU-a, pikirkanlah tentang manager. Bagaimana
kalau dia tahu?” Leader Jinyoung mengemukakan alasannya.
“Lagi pula, kita belum terlalu mengenalnya.
Bukankah rumah ini akan menjadi penuh dengan rasa canggung?” Sandeul angkat
bicara.
“Sudahlah, belum tentu juga dia akan pindah
kesini. Keputusannya masih besok bukan?” Gongchan mencoba menengahi para
hyungnya yang berdebat.
“Hyung, berhentilah berbuat baik kepada semua
orang yang baru kau temui. Apa kau masih ingat tentang Seung Mi? Dia sangat
agresif sekarang karena perbuatanmu sendiri. Kalau saja saat itu kau tidak
berbuat sejauh itu, mungkin dia tidak akan seagresif itu.” Sandeul mengemukakan
alasannya lagi.
“Yang lebih parah lagi saat dia menolong
seorang ahjumma. Hanya karena ShinU hyung menolongnya yang sedang mabuk. Dia
hampir saja..” Baro mengingat pengalaman hyungnya yang dulu namun langsung
disela ShinU.
“Geumanhae. Itu masa lalu. Lagi pula itu hanya
sedang sial saja. Sudahlah, bukankah berbuat baik itu bagus?”
***
Hari itu pun tiba. Nita benar-benar diusir
oleh pemilik apartemen karena tidak sanggup membayar uang sewa. Nita membawa
kopernya ke sekolah. Dia bermaksud menitipkannya di pos security supaya tidak
terlihat teman-temannya dan juga gurunya.
“Ahjussi, bolehkah aku menitipkan koperku?
Hanya sampai sekolah selesai.” Ahjussi yang sedang membaca Koran itu hanya
melirik tas kopernya dan kembali membaca Koran. Sekali lagi Nita angkat bicara
sambil mengeluarkan uang dari sakunya, berpura-pura menghitungnya dan
seolah-olah beranjak pergi,”Kalau begitu, aku akan menitipkan pada orang lain
saja.” Ahjussi itu melirik ke arah uang yang cukup untuk makan enak di siang
hari itu.
“Ah, geudae. Bawa itu kemari. Akan kusimpan
baik-baik. Bahkan takkan ada yang bisa menyentuhnya sampai kau mengambilnya
kembali.”
“Gomawo, ahjussi.” Ucap Nita sambil memberikan
uang imbalannya.
Dari kejauhan, ShinU memperhatikan Nita yang
sedang menitipkan kopernya. Seperti biasa dia hanya datang sendiri tanpa member
B1A4. ShinU mengerti apa yang sedang terjadi pada Nita. Pasti dia sudah
diusir. Kasihan sekali. ShinU meperhatikan Nita sampai dia menghilang tanpa
menyapanya.
***
Jam malam tiba, di perpustakaan Nita belajar
serajin mungkin untuk mengejar ketinggalannya di sekolah. Pendidikan di Korea
dan Indonesia memiliki perbedaan soal waktu. Di Indonesia, kenaikan kelas
ditetapkan setiap bulan Juli. Sedangkan, di Korea, sebelum Natal, ujian akhir
sudah selesai dilaksanakan sehingga awal sekolah dimulai bulan Januari. Sebelum
masuk ke sekolahnya yang sekarang, Nita membuat perjanjian dengan kepala
sekolah supaya dia bisa mendapatkan nilai semester 1 yang tidak diikutinya,
Nita harus lulus tes dan nilai di semester kedua ini haruslah mendapatkan
minimal peringkat 5. Dan juga tentunya harus menghabiskan beberapa uang
jajannya yang sebelumnya ia sempatkan untuk mengambil semuanya di bank sebelum
kabur. Nita adalah siswa yang cukup pintar. Jadi, untuk mengejar mata pelajaran
yang tertinggal bukanlah hal yang memberatkan dirinya. Ditambah lagi dia adalah
anak yang rajin belajar. Walaupun di masa lalunya dia adalah anak orang kaya di
Indonesia, hal itu tidak membuat dirinya terlena dan malas belajar. Orang
tuanya menyekolahkan dia di Sekolah
Internasional di Jakarta. Sebelum kabur dari orang tuanya, diam-diam dia
mengurus surat kepindahannya dengan membubuhkan tanda tangan palsu yang dibuat
oleh orang yang berpura-pura menjadi wali murid.
Saat sedang serius belajar, tiba-tiba
seseorang memegang pundaknya dan muncul dari samping sambil tersenyum.
“Nita, annyeong..” senyum itu tidak asing
baginya. Ditambah lagi kaca mata dan rambut panjangnya yang seleher tanpa
melihat pun sudah terdeteksi kalau dia adalah,
“ShinU oppa, kau mengagetkanku.”
“Mian, tapi, kau serius sekali.”
“Aku harus mengejar ketertinggalanku. Tapi,
apa yang membuatmu kesini?” Jawab Nita yang masih fokus pada buku-bukunya.
“Pulanglah bersamaku malam ini.” Ucap ShinU
pelan. Nita masih fokus dengan buku-bukunya. Pura-pura tidak mendengar apa yang
dikatakan ShinU. Melihat Nita yang tidak merespon apa yang baru saja
dikatakannya, ShinU menutup buku yang sedang dibacanya.
“Pulanglah bersamaku malam ini.” Kata ShinU
sekali lagi.
“Wae?”
“aku tahu kau sudah tidak di tempat itu lagi.
Mustahil kalau kau sudah menemukan rumah yang baru dalam waktu sesingkat ini.”
“Aku akan bermalam di sauna.”
“Kenapa?”
“Aku sering menonton drama Korea dan aku
mempelajari banyak hal. Saat butuh tempat tinggal sementara, mereka biasanya
akan bermalam di sauna. Aku sangat ingin mencobanya. Lagi pula, aku tidak ingin
hanya menumpang secara cuma-cuma di rumahmu.”
“Cuma-Cuma? Aniyo. Sejak kapan aku bilang
tinggal di rumahku akan gratis?”
Nita hanya mengernyitkan dahinya sambil
menatap ShinU dengan tatapan bingung. Apa yang sedang dikatakannya?
***
Di kediaman B1A4..
“Mwo??” seru seluruh member pada ShinU yang di
sampingnya ada Nita.
“Hyung? Bukankah kita sudah mendiskusikannya?”
Tanya Sandeul. Disusul protes dari yang lainnya bersahut-sahutan hingga
menimbulkan keramaian di apartemen B1A4.
“Ya! Tenanglah. Aku tidak akan membiarkannya
tinggal di sini secara cuma-cuma.” ShinU mencoba menenangkan mereka.
“Mwo? Maksudmu dia akan membayar sewa pada
kita setiap bulannya?”
“Ani.” ShinU hanya tersenyum sambil melirik
Nita. Entah apa yang harus Nita balas dari senyumnya. Dia hanya membalas dengan
senyum yang menunjukkan kecanggungan.
“Bukankah kita pernah berangan-angan memiliki
pengurus rumah tangga ini?” lanjut ShinU.
“Ne. Tapi, manager tidak akan mengizinkan
kita bukan? Dia selalu saja menyuruh kita mandiri padahal kita semua sangat
lelah dengan sekolah, latihan dan jadwal tampil.” Ucap Baro tidak setuju tapi
juga ingin menyetujuinya.
“Jadi maksudmu,dia akan menjadi pengurus rumah
ini?” Gongchan mengambil kesimpulan dengan jitu.
“betul. Dia akan mengurus kita di sini. Tentunya,
jangan sampai manager-hyung mengetahuinya.” Tutur ShinU dengan wajah bijaknya
dan tak lepas dari senyumnya yang sangat manis.
“Ya! Sebagai leader, aku akan mengambil
keputusan.”
Semua mata tertuju pada Jinyoung.
Bertanya-tanya apa yang akan menjadi keputusan darinya. Semua penasaran.
“Aku akan menyetujuinya setelah melakukan tes.
Kami sangat lapar sekarang. Buatlah masakan yang paling enak untuk kami
berlima. Sekarang. Apa 15 menit cukup?”
“30 menit” Nita mengajukan tawarannya.
“17 menit”
“25 menit?”
“20 menit” Jinyoung mengeluarkan tawaran
terakhirnya dan disambut Nita dengan lari ke dapur mencari bahan-bahan yang
bisa di buat. B1A4 pun langsung mengikutinya ke dapur dan memperhatikan cara
Nita memasak. Entah apa yang di masak Nita. Tapi, dia tidak terlalu
berpengalaman membuat makanan enak. Apalagi makanan Korea.
20 menit berlalu. B1A4 telah bersiap di meja
makan lesehannya. ShinU terlihat agak cemas karena kalau Nita gagal dialah yang
paling merasa bersalah dan malu. Nita mulai meletakkan hidangannya di atas
meja.
“Mian, kali ini aku hanya bisa menghidangkan
ini. Ini adalah menu sayur favoritku di Indonesia. Aku belum berpengalaman
memasak masakan Korea selain ramen. Mianhae. Aku akan belajar masakan Korea
dengan giat bila kalian menyetujuinya.” Ucap Nita sambil membagikan masakan
yang disebut gado-gado itu ke masing-masing mangkuk mereka.
“Ayo makan.” Jinyoung memulai. Semua
mengikutinya. Nita mulai khawatir dengan komentar mereka. Tampaknya mereka
sangat menikmati makanannya. Bahkan Baro mengajaknya untuk ikut mencicipi
masakannya. Semua orang memuji masakan Nita yang enak. Tapi, Jinyoung belum
menampakkan kegembiraan saat memakannya. Dia hanya terus makan dan makan
perlahan-lahan. Semua orang jadi penasaran dengan komentarnya. Semua menunggu
keputusan dari sang leader. Semua mata tertuju padanya.
“Ya! Apa yang kalian lihat?” Jinyoung
tersadar.
“Hyung. Bicaralah.” Baro mulai tak sabar.
Jinyoung terdiam sejenak meletakkan alat makannya.
“Ah, geudae. Aku setuju. Tapi, tidak hanya
memasak. Kau juga harus mencuci baju kami, mencuci piring, membereskan rumah
dan semua urusan yang ada di rumah ini.” Ucap Jinyoung. Yang lainnya pun setuju
dengan leadernya.
“geudae. Kau harus bekerja keras di sini
mengurus kami berlima dan sebagai imbalannya kau boleh tinggal di sini.” Lanjut
Sandeul.
“Ah, Chotta.. Sekarang aku bisa santai di
sini. Inilah yang aku inginkan sejak lama!” Baro benar-benar menunjukkan
kegembiraannya.”ShinU hyung. Gomawo” lanjutnya. ShinU hanya tersenyum seperti
biasa.
“ShinU oppa, gomawo eobta” Nita tersenyum
sambil menunduk malu sekaligus senang.
“Sudahlah, ambil kopermu dan ambillah kamar di
ujung sana.” Ucap ShinU sambil menunjukkan kamar yang bisa digunakan Nita yang
sebelumnya sebenarnya adalah kamar ShinU saja. Nita mengangguk dan mengambil
kopernya menuju kamar barunya. ShinU menyusulnya dan menunjukkan apa saja yang
bisa digunakan.
“Mian, disini masih banyak barang-barangku.”
ShinU membantu Nita membereskan kamarnya yang masih banyak barang-barang ShinU
di dalamnya.
“Disini ada lemari tidak terpakai. Kau bisa
menggunakannya untuk pakaianmu. Semoga ini cukup.”
“mwo ya? Ini sangat besar, oppa. Ini lebih
dari cukup.”
“Geurom, selamat beres-beres. Kamar mandi di
sebelah bisa kau gunakan.” ShinU berjalan keluar kamar Nita. Namun, saat dia
sampai di pintu, Nita memanggilnya.
“sekali lagi, terima kasih” ShinU kembali
tersenyum sambil membenarkan kaca mata tak berlensanya.
“Jangan berlebihan” balasnya sambil berlalu
dari kamar.
***
Wangi segar buah-buahan menyeruak dari badan
Nita. Dia baru saja mandi setelah selesai merapikan segala sesuatunya. Waktu
menunjukkan pukul 1 malam. Dia memutuskan untuk tidak berangkat kerja malam
ini. Nita baru saja keluar dari kamar mandi sambil sibuk mengeringkan rambutnya
dengan handuk. Dia melirik ke arah ruang TV. Terlihat ShinU sudah tertidur
namun TV masih menyala. Nita melihat keadaan sekitar. Sunyi. Hanya ada suara
TV. Semuanya sudah tidur di kamar masing-masing. Dia mematikan TV yang masih
menyala. Ingin rasanya dia membangunkan ShinU. Tapi, ada rasa tak tega. Nita
pergi ke kamarnya mengambil selimut. Saat dia hendak menyelimuti ShinU, dia
terbangun dan reflex memegang tangan Nita.
“Ah, mianhae. Jam berapa ini?” ShinU langsung
melepas tangannya saat tersadar.
“Ini sudah waktunya tidur. Masuklah ke kamar, oppa.”
Ucap Nita tanpa mengetahui kalau sebenarnya kamar ShinU telah diambil alih
olehnya.
“Ani. Aku sedang ingin tidur disini.” Jawabnya
yang masih setengah sadar. Lalu, dia tertidur lagi.
Nita kembali menyelimuti ShinU sambil
memandangnya sebentar, “Gomawo, oppa. Jaljayo”. Lalu dia kembali ke kamarnya
dan kembali belajar sambil menunggu rambutnya mengering.
***
Halooo haloooo n
BalasHapusAuthor... Wkakakakaaaak
Well, lil bit harsh
Penulisannya udah rapih, cuma tanda bacanya yang belum sesuai
1. Awal kalimat langsung harus kapital hurufnya.
2. Titik kalau mau menjeda itu tiga, jangan dua. Contoh "Terimakasih... oppa," kata Nita.
Nah contoh di atas juga tentang penggunaan koma atau titik di akhir kal langsung. Kalo kalimatnya selesai tanpa pnambahan keterangan pakai titik, kalau masih ada keterangan seperti kata nita pakai koma lalu titiknya setelah keterangan abis.
Terus kata2 atau panggilan dalam bahasa asing hurufnya dimiringin.
Untuk alur lumayan, ga trlalu buru2, walaupun masih perlu ngegali perasaannya biar kerasa feelingnya. Untuk yg baru mulai tulisan anda rapih, manis.
Dan terakhir, kalau dalam kalimat langsung, pemanggilan nama, sebutan pakai huruf kapital kalo ngomongnya langsung. Contoh
"Mian, Shinu Oppa," ucap Nita lirih.
Ahahaaa udah ah jadi sotoyy ginihh dadah qoniiie