Rabu, 28 Mei 2014

Forever Love part 5

Author : @nitaelnieth
Genre : T
Cast :
*CNU
*Nita >ㅂ<
Other cast:
*B1A4 member

disclaimer: B1A4 hanya milik diri mereka sendiri dan agensinya dan juga Tuhan YME. cerita terinspirasi dari berbagai macam drakor yang ada. tapi ini asli buatan saya >ㅂ<



“Sun.. ShinU oppa, apa yang membuatmu kesini lagi?”
“Apa aku mengganggumu? Mianhae.” Raut wajah ShinU sedikit kecewa.
“A-ani. Tapi, ini bukan waktunya pulang sekolah”
“Manager menyuruh kami pulang lebih awal. Apa kau sudah baikan?” Nita mengangguk. Tatapan ShinU teralihkan pada mangkuk mie yang ada di atas meja.”Ya! apa kau makan mie?”
“Hanya ada ini di rumah. Aku belum keluar untuk belanja makanan lagi” Nita kembali menyantap mienya.”Apa kau sudah makan?” Lanjutnya. ShinU mengangguk.”Oppa, kelihatannya kau sangat peduli padaku. Apa kau menyukaiku?” Nita tersenyum menggoda ShinU.
“Mwo? Ani. Kenapa kau berpikir seperti itu? Sebenarnya aku membawa beberapa orang kesini.”
“Beberapa orang?”
ShinU berjalan keluar memanggil beberapa orang tersebut. Mereka pun masuk satu persatu sambil tercengang melihat kamar yang begitu sempit. Ternyata, ShinU membawa keluarga B1A4-nya.
“Nita, annyeong” sapa Sandeul pelan dan kembali melihat ruang sempit tersebut begitu pula 3 yang lainnya.
“Ah, Mian. Rumahku memang sangat sempit.”
“Hyung, apa kau menghabiskan malam di ruang hampa udara nan sempit ini semalaman?” Tanya Baro. ShinU langsung memukul pundak bocah itu dan tersenyum manis pada Nita. “Ah mian” Baro mengucapkannya dengan cepat sambil menahan rasa sakitnya.
“Jagalah ucapanmu!” bentak sang leader Jinyoung setengah berbisik pada Baro.
“Nita, mianhae. Tapi, mereka sangat penasaran dengan apa yang aku lakukan semalam.”ShinU membuka kembali percakapan diantara mereka.
“Mianhae, seharusnya aku memaksanya untuk pulang lebih keras lagi.”
Saat sedang asyik mengobrol, tiba-tiba seorang ahjumma mengetuk pintu kamar Nita dengan keras sambil memanggil-manggil namanya. Nita segera keluar untuk mengatasi hal tersebut.
“Ahjumma, mian. Tapi, bisakah kau pelankan sedikit suaramu? Aku sedang ada tamu.”Nita berusaha menenangkan ahjumma itu yang ternyata adalah pemilik apartemen.
“aku tidak peduli. Aku hanya peduli kapan kau akan membayar uang sewa. Bukankah aku sudah bilang kalau pembayaran disini harus tepat waktu? Hanya kau yang belum bayar bulan ini. Bahkan bulan kemarin kau hanya membayar uang muka saja.” Suara ahjumma itu sangat keras. Nita terus memberi isyarat untuk merendahkan suaranya. Namun, pemilik apartemen tidak menghiraukannya.
“baiklah. Satu minggu. Aku akan melunasinya.”
“Andwae! Besok harus lunas! Jika tidak, aku akan mengusirmu. Masih banyak yang mau menempati tempat ini. Mengerti?!”
Ahjumma itu langsung pergi. Kini wajah Nita penuh kebimbangan. Seharusnya aku tidak ke Korea! Babo! Nita memukul-mukul kepalanya. Mencaci dirinya sendiri lalu membuka pintu  yang ternyata semua orang menguping apa yang dibicarakan antara Nita dan ahjumma tadi. Namun, B1A4 langsung ke posisi semula berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Melihat kecanggungan itu, Nita langsung mengambil sweaternya bersiap untuk keluar.
“Yeoreobun, Aku harus bekerja. Ayo kita keluar bersama.” Nita tersenyum seolah tidak terjadi apa-apa. B1A4 hanya menuruti apa yang dikatakan Nita dan beranjak pergi.
Mereka berjalan bersama-sama dan masih merasa canggung. Nita berjalan di depan diikuti B1A4 di belakangnya. ShinU menyusul Nita dan membuka pembicaraan.
“Apartemen kami masih ada satu kamar lagi. Kau bisa pindah bersama kami jika kau mau.” Ucap ShinU sambil melirik ke arah teman-temannya di belakang yang terlihat tidak setuju. Tapi, ShinU pura-pura tidak melihat.
“Aku akan membayarnya besok. Jadi kalian tak perlu khawatir.” Nita melirik jam tangannya yang menunjukkan jam 4 sore. Kemana aku harus mencari uang sebanyak itu? Kerja semalaman pun tak akan cukup. Haruskah aku pulang ke Indonesia?
***
Di apartemen B1A4, mereka berdiskusi tentang hal yang terjadi hari ini. ShinU bersikeras ingin menolongnya. Tapi, leader dan para dongsaengnya tidak menyetujuinya.
“ShinU-a, pikirkanlah tentang manager. Bagaimana kalau dia tahu?” Leader Jinyoung mengemukakan alasannya.
“Lagi pula, kita belum terlalu mengenalnya. Bukankah rumah ini akan menjadi penuh dengan rasa canggung?” Sandeul angkat bicara.
“Sudahlah, belum tentu juga dia akan pindah kesini. Keputusannya masih besok bukan?” Gongchan mencoba menengahi para hyungnya yang berdebat.
“Hyung, berhentilah berbuat baik kepada semua orang yang baru kau temui. Apa kau masih ingat tentang Seung Mi? Dia sangat agresif sekarang karena perbuatanmu sendiri. Kalau saja saat itu kau tidak berbuat sejauh itu, mungkin dia tidak akan seagresif itu.” Sandeul mengemukakan alasannya lagi.
“Yang lebih parah lagi saat dia menolong seorang ahjumma. Hanya karena ShinU hyung menolongnya yang sedang mabuk. Dia hampir saja..” Baro mengingat pengalaman hyungnya yang dulu namun langsung disela ShinU.
“Geumanhae. Itu masa lalu. Lagi pula itu hanya sedang sial saja. Sudahlah, bukankah berbuat baik itu bagus?”
***
Hari itu pun tiba. Nita benar-benar diusir oleh pemilik apartemen karena tidak sanggup membayar uang sewa. Nita membawa kopernya ke sekolah. Dia bermaksud menitipkannya di pos security supaya tidak terlihat teman-temannya dan juga gurunya.
“Ahjussi, bolehkah aku menitipkan koperku? Hanya sampai sekolah selesai.” Ahjussi yang sedang membaca Koran itu hanya melirik tas kopernya dan kembali membaca Koran. Sekali lagi Nita angkat bicara sambil mengeluarkan uang dari sakunya, berpura-pura menghitungnya dan seolah-olah beranjak pergi,”Kalau begitu, aku akan menitipkan pada orang lain saja.” Ahjussi itu melirik ke arah uang yang cukup untuk makan enak di siang hari itu.
“Ah, geudae. Bawa itu kemari. Akan kusimpan baik-baik. Bahkan takkan ada yang bisa menyentuhnya sampai kau mengambilnya kembali.”
“Gomawo, ahjussi.” Ucap Nita sambil memberikan uang imbalannya.
Dari kejauhan, ShinU memperhatikan Nita yang sedang menitipkan kopernya. Seperti biasa dia hanya datang sendiri tanpa member B1A4. ShinU mengerti apa yang sedang terjadi pada Nita. Pasti dia sudah diusir. Kasihan sekali. ShinU meperhatikan Nita sampai dia menghilang tanpa menyapanya.
***
Jam malam tiba, di perpustakaan Nita belajar serajin mungkin untuk mengejar ketinggalannya di sekolah. Pendidikan di Korea dan Indonesia memiliki perbedaan soal waktu. Di Indonesia, kenaikan kelas ditetapkan setiap bulan Juli. Sedangkan, di Korea, sebelum Natal, ujian akhir sudah selesai dilaksanakan sehingga awal sekolah dimulai bulan Januari. Sebelum masuk ke sekolahnya yang sekarang, Nita membuat perjanjian dengan kepala sekolah supaya dia bisa mendapatkan nilai semester 1 yang tidak diikutinya, Nita harus lulus tes dan nilai di semester kedua ini haruslah mendapatkan minimal peringkat 5. Dan juga tentunya harus menghabiskan beberapa uang jajannya yang sebelumnya ia sempatkan untuk mengambil semuanya di bank sebelum kabur. Nita adalah siswa yang cukup pintar. Jadi, untuk mengejar mata pelajaran yang tertinggal bukanlah hal yang memberatkan dirinya. Ditambah lagi dia adalah anak yang rajin belajar. Walaupun di masa lalunya dia adalah anak orang kaya di Indonesia, hal itu tidak membuat dirinya terlena dan malas belajar. Orang tuanya  menyekolahkan dia di Sekolah Internasional di Jakarta. Sebelum kabur dari orang tuanya, diam-diam dia mengurus surat kepindahannya dengan membubuhkan tanda tangan palsu yang dibuat oleh orang yang berpura-pura menjadi wali murid.
Saat sedang serius belajar, tiba-tiba seseorang memegang pundaknya dan muncul dari samping sambil tersenyum.
“Nita, annyeong..” senyum itu tidak asing baginya. Ditambah lagi kaca mata dan rambut panjangnya yang seleher tanpa melihat pun sudah terdeteksi kalau dia adalah,
“ShinU oppa, kau mengagetkanku.”
“Mian, tapi, kau serius sekali.”
“Aku harus mengejar ketertinggalanku. Tapi, apa yang membuatmu kesini?” Jawab Nita yang masih fokus pada buku-bukunya.
“Pulanglah bersamaku malam ini.” Ucap ShinU pelan. Nita masih fokus dengan buku-bukunya. Pura-pura tidak mendengar apa yang dikatakan ShinU. Melihat Nita yang tidak merespon apa yang baru saja dikatakannya, ShinU menutup buku yang sedang dibacanya.
“Pulanglah bersamaku malam ini.” Kata ShinU sekali lagi.
“Wae?”
“aku tahu kau sudah tidak di tempat itu lagi. Mustahil kalau kau sudah menemukan rumah yang baru dalam waktu sesingkat ini.”
“Aku akan bermalam di sauna.”
“Kenapa?”
“Aku sering menonton drama Korea dan aku mempelajari banyak hal. Saat butuh tempat tinggal sementara, mereka biasanya akan bermalam di sauna. Aku sangat ingin mencobanya. Lagi pula, aku tidak ingin hanya menumpang secara cuma-cuma di rumahmu.”
“Cuma-Cuma? Aniyo. Sejak kapan aku bilang tinggal di rumahku akan gratis?”
Nita hanya mengernyitkan dahinya sambil menatap ShinU dengan tatapan bingung. Apa yang sedang dikatakannya?
***

Di kediaman B1A4..

“Mwo??” seru seluruh member pada ShinU yang di sampingnya ada Nita.
“Hyung? Bukankah kita sudah mendiskusikannya?” Tanya Sandeul. Disusul protes dari yang lainnya bersahut-sahutan hingga menimbulkan keramaian di apartemen B1A4.
“Ya! Tenanglah. Aku tidak akan membiarkannya tinggal di sini secara cuma-cuma.” ShinU mencoba menenangkan mereka.
“Mwo? Maksudmu dia akan membayar sewa pada kita setiap bulannya?”
“Ani.” ShinU hanya tersenyum sambil melirik Nita. Entah apa yang harus Nita balas dari senyumnya. Dia hanya membalas dengan senyum yang menunjukkan kecanggungan.
“Bukankah kita pernah berangan-angan memiliki pengurus rumah tangga ini?” lanjut ShinU.
“Ne. Tapi, manager tidak akan mengizinkan kita bukan? Dia selalu saja menyuruh kita mandiri padahal kita semua sangat lelah dengan sekolah, latihan dan jadwal tampil.” Ucap Baro tidak setuju tapi juga ingin menyetujuinya.
“Jadi maksudmu,dia akan menjadi pengurus rumah ini?” Gongchan mengambil kesimpulan dengan jitu.
“betul. Dia akan mengurus kita di sini. Tentunya, jangan sampai manager-hyung mengetahuinya.” Tutur ShinU dengan wajah bijaknya dan tak lepas dari senyumnya yang sangat manis.
“Ya! Sebagai leader, aku akan mengambil keputusan.”
Semua mata tertuju pada Jinyoung. Bertanya-tanya apa yang akan menjadi keputusan darinya. Semua penasaran.
“Aku akan menyetujuinya setelah melakukan tes. Kami sangat lapar sekarang. Buatlah masakan yang paling enak untuk kami berlima. Sekarang. Apa 15 menit cukup?”
“30 menit” Nita mengajukan tawarannya.
“17 menit”
“25 menit?”
“20 menit” Jinyoung mengeluarkan tawaran terakhirnya dan disambut Nita dengan lari ke dapur mencari bahan-bahan yang bisa di buat. B1A4 pun langsung mengikutinya ke dapur dan memperhatikan cara Nita memasak. Entah apa yang di masak Nita. Tapi, dia tidak terlalu berpengalaman membuat makanan enak. Apalagi makanan Korea.
20 menit berlalu. B1A4 telah bersiap di meja makan lesehannya. ShinU terlihat agak cemas karena kalau Nita gagal dialah yang paling merasa bersalah dan malu. Nita mulai meletakkan hidangannya di atas meja.
“Mian, kali ini aku hanya bisa menghidangkan ini. Ini adalah menu sayur favoritku di Indonesia. Aku belum berpengalaman memasak masakan Korea selain ramen. Mianhae. Aku akan belajar masakan Korea dengan giat bila kalian menyetujuinya.” Ucap Nita sambil membagikan masakan yang disebut gado-gado itu ke masing-masing mangkuk mereka.
“Ayo makan.” Jinyoung memulai. Semua mengikutinya. Nita mulai khawatir dengan komentar mereka. Tampaknya mereka sangat menikmati makanannya. Bahkan Baro mengajaknya untuk ikut mencicipi masakannya. Semua orang memuji masakan Nita yang enak. Tapi, Jinyoung belum menampakkan kegembiraan saat memakannya. Dia hanya terus makan dan makan perlahan-lahan. Semua orang jadi penasaran dengan komentarnya. Semua menunggu keputusan dari sang leader. Semua mata tertuju padanya.
“Ya! Apa yang kalian lihat?” Jinyoung tersadar.
“Hyung. Bicaralah.” Baro mulai tak sabar. Jinyoung terdiam sejenak meletakkan alat makannya.
“Ah, geudae. Aku setuju. Tapi, tidak hanya memasak. Kau juga harus mencuci baju kami, mencuci piring, membereskan rumah dan semua urusan yang ada di rumah ini.” Ucap Jinyoung. Yang lainnya pun setuju dengan leadernya.
“geudae. Kau harus bekerja keras di sini mengurus kami berlima dan sebagai imbalannya kau boleh tinggal di sini.” Lanjut Sandeul.
“Ah, Chotta.. Sekarang aku bisa santai di sini. Inilah yang aku inginkan sejak lama!” Baro benar-benar menunjukkan kegembiraannya.”ShinU hyung. Gomawo” lanjutnya. ShinU hanya tersenyum seperti biasa.
“ShinU oppa, gomawo eobta” Nita tersenyum sambil menunduk malu sekaligus senang.
“Sudahlah, ambil kopermu dan ambillah kamar di ujung sana.” Ucap ShinU sambil menunjukkan kamar yang bisa digunakan Nita yang sebelumnya sebenarnya adalah kamar ShinU saja. Nita mengangguk dan mengambil kopernya menuju kamar barunya. ShinU menyusulnya dan menunjukkan apa saja yang bisa digunakan.
“Mian, disini masih banyak barang-barangku.” ShinU membantu Nita membereskan kamarnya yang masih banyak barang-barang ShinU di dalamnya.
“Disini ada lemari tidak terpakai. Kau bisa menggunakannya untuk pakaianmu. Semoga ini cukup.”
“mwo ya? Ini sangat besar, oppa. Ini lebih dari cukup.”
“Geurom, selamat beres-beres. Kamar mandi di sebelah bisa kau gunakan.” ShinU berjalan keluar kamar Nita. Namun, saat dia sampai di pintu, Nita memanggilnya.
“sekali lagi, terima kasih” ShinU kembali tersenyum sambil membenarkan kaca mata tak berlensanya.
“Jangan berlebihan” balasnya sambil berlalu dari kamar.
***
Wangi segar buah-buahan menyeruak dari badan Nita. Dia baru saja mandi setelah selesai merapikan segala sesuatunya. Waktu menunjukkan pukul 1 malam. Dia memutuskan untuk tidak berangkat kerja malam ini. Nita baru saja keluar dari kamar mandi sambil sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk. Dia melirik ke arah ruang TV. Terlihat ShinU sudah tertidur namun TV masih menyala. Nita melihat keadaan sekitar. Sunyi. Hanya ada suara TV. Semuanya sudah tidur di kamar masing-masing. Dia mematikan TV yang masih menyala. Ingin rasanya dia membangunkan ShinU. Tapi, ada rasa tak tega. Nita pergi ke kamarnya mengambil selimut. Saat dia hendak menyelimuti ShinU, dia terbangun dan reflex memegang tangan Nita.
“Ah, mianhae. Jam berapa ini?” ShinU langsung melepas tangannya saat tersadar.
“Ini sudah waktunya tidur. Masuklah ke kamar, oppa.” Ucap Nita tanpa mengetahui kalau sebenarnya kamar ShinU telah diambil alih olehnya.
“Ani. Aku sedang ingin tidur disini.” Jawabnya yang masih setengah sadar. Lalu, dia tertidur lagi.
Nita kembali menyelimuti ShinU sambil memandangnya sebentar, “Gomawo, oppa. Jaljayo”. Lalu dia kembali ke kamarnya dan kembali belajar sambil menunggu rambutnya mengering.
***

1 komentar:

  1. Halooo haloooo n
    Author... Wkakakakaaaak
    Well, lil bit harsh
    Penulisannya udah rapih, cuma tanda bacanya yang belum sesuai
    1. Awal kalimat langsung harus kapital hurufnya.
    2. Titik kalau mau menjeda itu tiga, jangan dua. Contoh "Terimakasih... oppa," kata Nita.
    Nah contoh di atas juga tentang penggunaan koma atau titik di akhir kal langsung. Kalo kalimatnya selesai tanpa pnambahan keterangan pakai titik, kalau masih ada keterangan seperti kata nita pakai koma lalu titiknya setelah keterangan abis.
    Terus kata2 atau panggilan dalam bahasa asing hurufnya dimiringin.
    Untuk alur lumayan, ga trlalu buru2, walaupun masih perlu ngegali perasaannya biar kerasa feelingnya. Untuk yg baru mulai tulisan anda rapih, manis.
    Dan terakhir, kalau dalam kalimat langsung, pemanggilan nama, sebutan pakai huruf kapital kalo ngomongnya langsung. Contoh
    "Mian, Shinu Oppa," ucap Nita lirih.
    Ahahaaa udah ah jadi sotoyy ginihh dadah qoniiie

    BalasHapus