Rabu, 28 Mei 2014

Because of That Yeoja part 1

Author : @nitaelnieth
Genre : T
Cast :
*Gongchan
*Tiara
*Jinyoung
*Jung Eunji
Other cast:
*B1A4
*Apink

disclaimer : B1A4 hanya milik diri mereka sendiri dan agensinya dan juga Tuhan YME. cerita terinspirasi dari berbagai macam drakor yang ada. tapi ini asli buatan saya >ㅂ<



Januari 2013
“mwo?? Waeyo???” seru Bomi disusul keributan dari member Apink lainnya setelah mendengar pernyataan dari Yookyung.
“mianhae, yaedeura~ ini salahku. Sebagai hukumannya, aku akan keluar dari Apink.”jelas Yookyung dengan memasang wajah sedihnya.
“hajiman, wae???” Tanya Naeun berusaha mendesak Yookyung agar menjawab pertanyaan mereka. Namun, yang ditanya hanya diam saja. Tertunduk sedih dan penuh penyesalan. Member Apink lain menatap Yookyung dengan cemas dan sedih. Mereka semua mulai menitikkan air mata. Kecuali Eunji. Ia hanya duduk di meja dekat gerombolan orang-orang menyedihkan itu sambil menatapnya sinis dengan tangannya yang dilipat di dada.

2 jam yang lalu..
Yookyung tertunduk di dalam ruang presiden A Cube. Di depannya berdiri sang presiden dan juga dirinya yang dikelilingi beberapa staff dan managernya. Eunji yang kebetulan sedang lewat, tertarik untuk mendengar apa yang sedang mereka bicarakan.
“Kami bisa membantumu menutupi kasus ini dengan syarat.” Ucap sajangnim dengan nada seperti orang yang sedang frustasi. “pergilah ke Amerika menyusul orang tuamu. Dan kami akan menyembunyikan kasus AIDSmu itu.” Lanjutnya.
Eunji menutup mulutnya yang menganga dengan kedua tangannya. Ia terlalu terkejut mendengar hal yang baru saja ia dengar. “maldo andwae.” Bisiknya dari balik pintu.

“ya, biarkan saja dia pergi.” Seru Eunji yang mulai angkat bicara. “yang salah memang harus dihukum bukan?” lanjutnya enteng dengan dialek Busannya. Secepat kilat Chorong menoleh dengan dead glare-nya.
“Eunji-ya, kenapa kau bicara seperti itu?! Salah satu keluarga kita akan pergi, bukankah kau seharusnya bersimpati?” bentak Chorong.
“eonni, apa kau tahu sesuatu?” sahut Namjoo.
“a.. a.. aniyo.. geunyang.. itu kan keputusan dari atasan kita. Pasti ada sesuatu yang memang hanya bisa diselesaikan dengan cara ini.” Jawab Eunji agak gugup. Ia meniup poninya tanda sedikit lega setelah perhatian mereka terpusat pada Yookyung lagi.
“geurom, ayo kita coba temui sajangnim supaya Yookyung-eonni tidak harus meninggalkan Apink. Eottae??” usul maknae Hayoung.
“yaedeura~ dwaesseo. Ini tidak akan berhasil.” Cegah Yookyung. “percayalah. Ini memang salahku. Mianhae. Jeongmal mianhae.” Lanjutnya sambil menerobos kerumunan untuk meninggalkannya. Tapi, tiba-tiba manager mereka telah berdiri di depan Yookyung. Buru-buru ia menghapus air matanya.
“museun iriya?” tanyanya heran melihat anak-anaknya menangis. Mereka hanya terdiam. Dalam beberapa saat, manager Kim menyadari dengan apa yang sedang terjadi. “ah~ geurohkuna~ jadi kalian sudah tahu kalau Yookyung harus keluar. Majayo, dia memang harus keluar. Dan akan segera diganti dengan member yang lain yang lebih kompeten.”
“waeyo, eonni?? Apa yang telah dia lakukan hingga harus meninggalkan Apink??” desak Chorong.
“aku tidak bisa beri tahu kalian. Bimirida. Ini sudah perjanjian.” Jawab Kim manager enteng.
“apa benar Yookyung harus diganti?” Tanya Eunji.
“ne. maja. Kami akan adakan audisi tertutup. Jika kau punya usul, ajaklah ia untuk ikut audisi.”
Mendengar jawaban dari managernya, ia teringat akan seseorang.
***
Oktober 2010..
School of Performing Arts High School adalah sekolah swasta favorit. Tempat dimana para idol-idol bersekolah. Singkatnya disebut SOPA. Biaya bulanannya pun mahal. Lebih mahal dari sekolah swasta lainnya. Eunji adalah salah satu bakal idol walaupun masih belum ada yang menggaetnya untuk dijadikan trainee. Teman sekelasnya, Gong Chan Sik, namja cerdas di kelasnya yang selalu mendapat nilai matematika tertinggi seangkatan. Bagi siswa lain, mereka berpikir matematika itu tidak terlalu berguna bagi para idol. Namun, bagi Chansik, matematika adalah pelajaran favoritnya. Maka dari itu, ia begitu ambisius untuk selalu mendapatkan nilai matematika tertinggi seangkatan. Bukan hanya sekelas.
Semenjak kedatangan anak baru di kelas sebelah tepatnya saat semester genap dimulai, peringkat nilai matematikanya mulai menurun. Siswa baru itu seorang yeoja pendiam yang masuk karena beasiswa dari agensinya. Ya, dia adalah seorang artis yang selalu jadi figuran. Namun, talenta yang dimilikinya sangat baik. Hanya saja, wajahnya yang kurang menarik membuat kebanyakan agensi tidak tertarik padanya. Namanya adalah Tiara.
“Aigoo! Ya! Makananku tumpah!” seru seorang yeoja yang berhasil dijahili seorang namja lainnya. Namja itu hanya tertawa merasa menang karena yeoja itu marah-marah.
“hahaha. Kau hanya perlu memanggil tukang sapu kita.” Seru namja itu sambil melirik Ara yang sedang menyapu kelas karena begitu banyak sampah saat jam istirahat. “Ara-ya, kemarilah.” Yang dipanggil langsung menghampiri dengan kepala tertunduk sehingga rambutnya menutupi sebagaian wajahnya. “kudengar ayahmu itu seorang tukang parkir dan bersih-bersih. Bakat ayahmu itu pasti menurun padamu kan? Jadi, cepat bersihkan sampah ini ya.” Lanjutnya enteng. Tiara menatapnya dengan penuh emosi dan mempererat genggamannya pada sapu di tangan kanannya. Perlahan ia mengangkat sapunya ke atas.
“sekali lagi kau menghina ayahku, habislah kau.” Ucap Tiara dengan tegas.
“ah~museowo~ “ sahut namja itu dengan nada mengejek.
“geurigo, uri appaneun, bukan lagi seorang tukang parkir ataupun tukang sapu. Dia adalah managerku. Arasseo??” seru Tiara lagi lalu membersihkan sisa nasi dengan cepat dan pergi meninggalkan mereka berdua ke tempat sampah di luar kelas.
“Yak!!” seru seorang namja yang lain lagi karena menabrak Tiara. Kesialan terjadi dua kali berturut-turut karena selain tertabrak seorang namja, sampah yang baru saja dibersihkan, berserakan kemana-mana. Tiara kesal, namun ia hanya terus membersihkan sampah yang berserakan. “Ya! Apa kau tidak akan minta maaf?” serunya lagi. Kini seisi kelas Tiara maupun namja itu mengalihkan perhatian pada mereka berdua. Terutama Eunji yang sedang duduk tepat di samping jendela yang dekat dengan posisi berdiri mereka berdua.
Tiara menghentikan gerakannya tanpa menatap lawan bicaranya. “joesonghamnida” ucapnya datar. Namja itu semakin kesal sambil melirik name tag yeoja di depannya. Ia semakin kesal. Mengambil napas panjang.
“Jadi, kau siswa baru yang sok pintar itu. Ya, apa kau tahu kalau sebelum kau datang, akulah bintang matematika di angkatan ini?” seru namja itu. Tiara kembali menghentikan aktivitasnya dan melirik name tag namja itu.
“Ya Gong Chan Sik, apa kau sudah selesai bicara? Lanjutkan saja apa yang kau akan lakukan. Bukankah seharusnya kau juga meminta maaf karena telah membuat sampah-sampah ini berantakan. Hari ini, aku sedang berbaik hati makanya aku diam saja. Jadi, pergilah. Jangan halangi aku.” Tegas Tiara yang perlahan-lahan mendekati Chansik.
Tiba-tiba bel berbunyi tanda istirahat telah usai. Dan guru di kelas Chansik telah datang tepat waktu.
“Chansik-a, mwohaneun geoya? Ppalli deuroga.” Seru seorang seonsangnim dari pintu. Chansik berbalik memasang senyumnya.
“ne, seonsangnim.” Ucapnya dan berbalik lagi ke arah Tiara. “Kita belum selesai.” Peringat Chansik dan langsung pergi ke kelasnya.
“Chingu-ya, dia itu siapa?” Bisik Eunji pada teman di sebelahnya.
“dia itu anak baru di sini. Kudengar dia masuk sini karena beasiswa dari agensinya. Dia adalah seorang artis figuran. Ayahnya bangkrut dan menjadi tukang parkir dang tukang sapu. Maka dari itu ia menjadi artis untuk membantu keuangan keluarganya. Tapi, sialnya lagi, ibunya meninggalkan mereka ke Negara asalnya di Indonesia karena tak kuat hidup miskin. Beruntungnya, anak itu memiliki banyak bakat. Namun, kebanyakan agensi tidak tertarik dengannya karena masalah wajah dan postur badannya. Dan juga..”
“yaa~ daebak! Bagaimana kau bisa tahu serinci itu? Jarhasseo!” puji Eunji dengan senyum kagumnya.
“Eunji, Sunhee, sudah selesai diskusinya?” tegur seonsaengnim dari depan kelas. Mereka langsung terdiam dalam sekejap.
***
WM Building lama..
Lima jalsaeng namja sedang berlatih dengan serius di ruang latihan yang seadanya. Berlatih berjam-jam membuat kelima member itu lapar. Nama grup mereka adalah B1A4. Boygroup yang akan debut pada April 2011 nanti. Sang leader, Jinyoung, berinisiatif untuk mentraktir para membernya.
“Aku akan keluar sebentar membeli makanan. Ada yang mau ikut?” Tanya Jinyoung.
“Hyung, aku ikut.” Sahut Gongchan sambil berdiri mendekati Jinyoung.
“Chan-a, belikan kami juga ya?” pinta Sandeul disusul anggukan dari Shinwoo dan Baro.
“ne, hyung~” jawab Gongchan yang selalu patuh pada hyung-hyungnya. “kaja, hyung”
***
Siang begitu terik. Namun, angin musim gugur berhembus begitu kencang membuat suhu menjadi dingin. Sepasang ayah dan anak tengah berjalan di perempatan jalan menuju rumah mereka selesai syuting. Tiba-tiba si anak menghentikan langkahnya. Sontak ayahnya pun ikut menghentikan langkahnya.
“waeyo?” Tanya sang ayah.
“appa, syuting hari ini sudah selesai. Kau pulanglah ke rumah duluan. Aku akan membeli makan siang untuk kita. Kau mau makan apa?” Tanya Tiara dengan gaya bicara yang manis dan sopan.
“kenapa kita tidak pergi bersama saja?”
“kau kan harus bekerja lagi setelah ini. Jadi manfaatkan waktu untuk istirahat walaupun sedikit.”
Ayah Tiara hanya tersenyum sambil mengelus kepala anak perempuannya yang manis itu. “ne. kalau begitu belikan aku apa saja yang ingin kau makan.” Tiara hanya mengangguk dan langsung pergi meninggalkan ayahnya.
Tak jauh dari perempatan jalan yang tadi, tak sengaja Tiara berpapasan dengan seseorang yang dikenalnya. Ia menghentikan langkahnya dan menyapa namja yang dikenalnya itu.
“eo? Jinyoung oppa! Annyeonghaseyo.” Sapa Tiara ramah sambil membungkukkan sedikit badannya.
“eo? Nugu? Ara-ya?” Tanya Jinyoung heran sekaligus terkejut. Yeoja itu mengangguk mantap dan tersenyum manis. “oraenmane~ bagaimana kabarmu?”
“yah~ beginilah..” jawab Tiara seadanya.
“ya! Neo! Anak baru menyebalkan itu kan???” seru namja yang sedari tadi hanya diam saja membaca keadaan. “hyung, apa kau mengenal bocah ini?” lanjutnya sambil melirik dengan tatapan merendahkan Tiara.
“ne. wae? Apa kau mengenalnya juga?” Tanya Jinyoung balik.
“anigeoteun.” Jawab Gongchan acuh sambil memalingkan wajahnya. Walaupun sikap Gongchan seperti itu, Tiara tak menggubrisnya sama sekali. Dia hanya terus berbicara pada Jinyoung saja.
“oppa, eodigayo?”
“op.. oppa??? Mworago??” Tanya Gongchan tak percaya. Namun, tetap saja Tiara tak menghiraukannya. Jinyoung hanya menegurnya dengan siku kanannya supaya Gongchan bersikap sopan.
“kami akan membeli makanan. Neon?” jawab Jinyoung yang kemudian bertanya balik pada Tiara.
“nado.”
“geurom, kita makan bersama saja. Sudah lama kita tidak makan bersama seperti dulu.” Ajak Jinyoung ramah. Gongchan membulatkan kedua matanya. Ia semakin tidak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan hyungnya. Seperti dulu?
“ah. Tidak usah. Ayahku sudah..” belum selesai menjawab, Jinyoung langsung menarik tangan Tiara dan juga Gongchan bersamaan.
“sudahlah. Aku yang traktir.”
***
“hyung, darimana kau mengenal yeoja pendek seperti dia?” Tanya Gongchan disela-sela menunggu pesanan makanannya datang. Mendengar hinaan yang terus-terusan keluar dari Gongchan, lama-lama Jinyoung semakin tidak tahan.
“Ya Gong Chan Sik, bersikaplah sopan sedikit. Biasanya kau selalu manis di depan kami. Seharusnya sikapmu lebih manis pada yeoja seperti dia. Ara adalah seorang artis. Jadi berhentilah merendahkannya. Eo?” tegas Jinyoung pada namja yang duduk di sebelahnya.
“hyung, apa kau baru saja bersikap kasar padaku?”
“anigeoteun..” jawab Jinyoung santai.
“Hyung! Kau belum pernah seperti ini sebelumnya.” Protes Gongchan yang kemudian mengalihkan perhatian pada Tiara. “Ya! Ini semua gara-garau kau.” Seru Gongchan sambil menendang sepatu Tiara.
“Ya! Aku sudah terlalu sabar menghadapimu. Bisakah kau berhenti seperti ini padaku?!” protes Tiara yang kesabarannya sudah habis.
“cih~ artis apanya? Mana ada artis pendek sepertimu? Yang kutahu, artis itu sangat cantik. Tidak sepertimu.” Ucap Gongchan seenaknya. Tiara tak tahan lagi. Ia bangkit dari tempat duduknya.
“mworago???”seru Tiara yang mulai naik darah. “kau pikir kau lebih baik dariku??”
“Ara-ya, shinjonghae. Duduklah, eo??”

“oppa, gomawo atas traktirannya. Terima kasih juga telah membelikan sekotak makan siang untuk nae appa.” Ucap Tiara saat baru keluar dari restoran tadi.
“ne. kalau begitu aku pergi dulu. Teman-temanku juga sedang menunggu makan siang dariku. Sampai jumpa lagi.” Jawab Jinyoung ramah. Namja di sampingnya hanya diam saja tanpa bicara apapun pada Tiara.
“geurom. Kita pasti akan ketemu lagi. Aku tinggal di sekitar sini.”
“jeongmal? Urido. Apartemen kami juga tidak jauh dari sini. Begitu juga gedung latihan kami. Geurom, jalga~”
“jalga~”
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar